Suara.com - Membeli mobil bekas bisa menjadi langkah cerdas untuk menghemat biaya, namun jika tidak dilakukan dengan hati-hati, kamu bisa terjebak dan malah merugi. Banyak orang yang terburu-buru dan mengabaikan beberapa detail penting sehingga harus menanggung biaya perbaikan tak terduga, bahkan puluhan juta rupiah. Itulah kenapa penting untuk mengetahui kesalahan saat beli mobil bekas agar tidak menyesal di kemudian hari.
Berikut ini lima kesalahan umum yang sering dilakukan pembeli mobil bekas, lengkap dengan tips agar kamu bisa menghindarinya dan mendapatkan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansialmu.
1. Tidak Mengecek Riwayat Servis Kendaraan
Salah satu kesalahan paling fatal saat beli mobil bekas adalah tidak memeriksa riwayat servisnya. Riwayat servis yang rapi di bengkel resmi bisa menjadi indikator bahwa mobil dirawat dengan baik oleh pemilik sebelumnya. Sebaliknya, mobil yang tidak memiliki bukti servis bisa jadi pernah mengalami kerusakan serius, mogok, atau bahkan kecelakaan besar.
Selalu minta buku servis atau bukti perawatan berkala. Jika tidak tersedia, pertimbangkan untuk memeriksakan mobil ke bengkel kepercayaanmu sebelum memutuskan membeli.

2. Terlalu Fokus pada Harga Murah
Siapa yang tidak tergiur mobil murah? Tapi ini bisa menjadi jebakan manis. Banyak pembeli yang langsung memutuskan karena harga mobil terlihat sangat rendah dibanding pasaran. Padahal, bisa jadi mobil tersebut punya banyak PR: dari mesin ngelitik, AC rusak, hingga bodi bekas tabrakan parah.
Bandingkan harga pasaran mobil yang sama di beberapa platform. Jika harganya terlalu jauh di bawah rata-rata, wajib curiga dan lakukan pengecekan ekstra.
3. Tidak Melakukan Test Drive yang Menyeluruh
Baca Juga: Modus Penipuan Segitiga saat Jual Beli Mobil Bekas Masih Marak, Kenali Ciri-cirinya!
Kesalahan saat membeli mobil bekas yang sering terjadi adalah asal coba. Test drive hanya dilakukan keliling komplek, tidak menyalakan semua fitur, dan tidak memperhatikan suara-suara aneh dari mesin atau kaki-kaki. Padahal, test drive adalah momen penting untuk mengenali kondisi mobil secara nyata.
Lakukan test drive dalam berbagai kondisi: jalan mulus, tanjakan, bahkan saat AC dan audio dinyalakan bersamaan. Dengarkan suara mesin, perhatikan sistem kemudi, dan rasakan perpindahan gigi.
4. Tidak Mengecek Legalitas dan Kelengkapan Dokumen
BPKB yang belum atas nama, STNK mati bertahun-tahun, atau bahkan mobil hasil leasing bermasalah—semuanya bisa jadi mimpi buruk. Salah satu kesalahan membeli mobil bekas dari perorangan atau dealer tidak resmi adalah abai terhadap legalitas kendaraan.
Pastikan semua dokumen lengkap dan sesuai dengan data fisik mobil. Cek nomor rangka dan nomor mesin, cocokkan dengan STNK dan BPKB, serta cek status pajaknya di Samsat online.
5. Tidak Membawa Ahli atau Montir Saat Inspeksi
Kecuali kamu memang paham soal mesin dan bodi mobil, sangat disarankan membawa montir atau teman yang mengerti mobil. Banyak kerusakan tersembunyi yang tak bisa dilihat mata awam—seperti mesin rembes oli, kaki-kaki oblak, atau bekas potong sambung.
Jangan percaya hanya karena tampilan mobil terlihat kinclong. Biaya perbaikan komponen besar bisa membuat kamu tekor belasan bahkan puluhan juta.
Membeli mobil bekas memang bisa lebih hemat, tapi hanya jika kamu menghindari kesalahan saat beli mobil bekas yang sering terjadi. Ketelitian adalah kunci agar kamu tidak jadi korban jebakan harga murah atau tampilan luar yang menipu.
Sebelum memutuskan, lakukan riset harga pasar, cek kondisi dan dokumen, lakukan test drive, dan mintalah pendapat dari ahli. Ingat, lebih baik mengeluarkan sedikit biaya tambahan untuk inspeksi daripada harus keluar banyak uang setelah mobil dibawa pulang.
Dengan persiapan yang tepat, kamu bisa mendapatkan mobil bekas idaman yang bukan hanya murah, tapi juga aman, nyaman, dan tahan lama.