Suara.com - Fenomena sound horeg tengah menjadi tren di berbagai daerah Indonesia. Tak hanya soal hiburan, sound horeg kini juga menjadi identitas budaya lokal yang unik. Namun, tahukah kamu bahwa harga sewa sound horeg terbaru tahun 2025 bisa mencapai puluhan juta rupiah hanya untuk satu malam?
Tren sound horeg yang memadukan teknologi, estetika, dan euforia ini memang memikat, meski belakangan menimbulkan pro-kontra, terutama setelah keluarnya fatwa MUI Jawa Timur. Dengan ciri khas suara menggelegar, lighting warna-warni, dan deretan subwoofer raksasa, sistem audio ini sering dipakai untuk hajatan, karnaval, hingga battle sound antar komunitas.
Meski demikian, peminatnya tak berkurang, karena banyak yang menganggap sound horeg mampu membuat suasana acara jadi meriah dan tak terlupakan. Artikel ini akan membahas detail biaya sewa sound horeg 2025, jenis paket yang ditawarkan, hingga tips menyewa vendor agar tidak rugi.
![Ilustrasi sound horeg [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/29/82459-ilustrasi-sound-horeg.jpg)
Kisaran Harga Sewa Sound Horeg Terbaru
Biaya sewa sound horeg 2025 bervariasi mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 75 juta per malam. Paket paling sederhana untuk hajatan lokal biasanya berkisar Rp 2 juta hingga Rp 25 juta, dengan fasilitas 2 hingga 4 subwoofer, mixer kecil, dan lighting standar.
Jika ingin paket yang lebih besar untuk karnaval atau acara keliling kampung, harga sewanya naik menjadi sekitar Rp 20 juta hingga Rp 50 juta per malam. Paket ini umumnya menyertakan 6 hingga 10 subwoofer, lighting LED yang lebih lengkap, dan operator DJ yang memandu musik selama acara.
Sementara itu, untuk paket battle sound kelas atas atau festival besar, biaya sewanya bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 75 juta per malam. Paket premium ini dilengkapi 12 atau lebih subwoofer raksasa, panggung truk besar, lighting penuh, serta tim operator profesional. Vendor ternama seperti Brewog Audio atau Blizzard Sound bahkan mematok tarif sekitar Rp 35 juta hingga Rp 70 juta per malam, tergantung popularitas dan skala acara.
Selain biaya utama, ada pula tambahan biaya logistik jika lokasi acara berada di luar kota, yang bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Jika penyewa ingin lagu di-remix khusus oleh DJ, biayanya bisa mulai dari Rp 500 ribu per lagu.
Kenapa Sewa Sound Horeg Mahal?
Baca Juga: Tak Semua Kabupaten Punya, Ini Peta 'Segitiga Emas' Sound Horeg di Jatim, Daerahmu Termasuk?
Beberapa hal memengaruhi tingginya harga sewa sound horeg terbaru 2025. Pertama adalah reputasi vendor; semakin terkenal vendor seperti Brewog Audio, semakin tinggi tarifnya. Kedua, jumlah subwoofer dan kapasitas daya juga memengaruhi harga, karena makin besar daya listrik yang diperlukan, makin mahal biaya operasionalnya.
Jenis acara juga berperan penting. Hajatan kecil tentu lebih murah dibandingkan festival atau battle sound yang membutuhkan setup panggung besar. Lokasi dan logistik pun berpengaruh, terutama bila harus membawa peralatan dengan truk ke luar kota.
Bagi kamu yang ingin menyewa sound horeg, ada beberapa tips agar tidak rugi. Pertama, pilih vendor yang terpercaya dan punya portofolio jelas, seperti Brewog Audio atau Blizzard Sound. Kedua, sesuaikan paket dengan kebutuhan acara; jangan menyewa paket puluhan juta untuk hajatan kecil. Ketiga, pastikan untuk menanyakan detail fasilitas, mulai dari jumlah subwoofer, lighting, hingga ketersediaan genset dan operator.
![Sound horeg Faskho Sengox. [IG mbah_sengok]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/29/69090-sound-horeg-faskho-sengox.jpg)
Selain itu, diskusikan jam operasional dengan vendor untuk menghindari masalah dengan tetangga atau aparat karena suara terlalu keras hingga larut malam. Terakhir, patuhi etika dan aturan lokal agar acara berjalan lancar tanpa menimbulkan konflik sosial.
Tren sound horeg memang spektakuler dan mampu memeriahkan berbagai acara. Namun, penting untuk memahami harga sewa sound horeg terbaru 2025, fasilitas yang disediakan, dan etika penggunaannya. Dengan memilih paket yang tepat dan mematuhi aturan, kamu bisa menikmati hiburan maksimal tanpa risiko gangguan sosial maupun hukum.
Fatwa MUI dan Etika Penggunaan