Apa Arti Performative Male? Istilah yang Kekinian Populer di Medsos, Lebih dari Sekadar Penampilan?

Minggu, 03 Agustus 2025 | 17:27 WIB
Apa Arti Performative Male? Istilah yang Kekinian Populer di Medsos, Lebih dari Sekadar Penampilan?
Ilustrasi pria dengan outfit jaket. (Tim Desain Suara.com)

Suara.com - Istilah performative male mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial X. Namun, apa sebenarnya arti dari istilah ini?

Popularitas istilah ini mencuat usai digelarnya ajang Performative Male Contest Jakarta yang mencuri perhatian netizen.

Kompetisi ini bahkan diketahui dimenangkan oleh anak dari penulis ternama, Dee Lestari. Hal ini diungkap salah seorang netizen di X.

"Anak Dee Lestari became the winner of the Performative Male Competition was not on my 2025 bucket list," tulis seorang netizen dalam unggahannya, dikutip Minggu, 3 Agustus 2025.

Namun, perlu diketahui bahwa istilah ini sebenarnya sudah lebih dulu muncul dan dibahas di media sosial sebelum adanya kontes tersebut.

Lantas, apa sebenarnya arti performative male dan mengapa istilah ini bisa menjadi viral?

Ilustrasi pria dengan outfit jaket. (Tim Desain Suara.com)
Ilustrasi pria dengan outfit jaket. (Tim Desain Suara.com)

Dalam studi yang dilakukan oleh Hsing-Yuan Liu, istilah performative masculinity mengacu pada perilaku pria yang dibuat-buat agar tampak maskulin di hadapan publik.

Perilaku ini tidak selalu mencerminkan kepribadian atau kondisi aslinya. Tujuannya semata-mata untuk memenuhi ekspektasi sosial bagaimana seharusnya laki-laki terlihat.

Salah satu wujud nyatanya bisa dilihat dari gaya berpakaian. Banyak pria memilih busana atau tampilan tertentu demi menciptakan kesan kuat, dominan, dan gagah.

Baca Juga: Kibarkan Bendera One Piece Bisa Dipidana? Protes 'Negara Lucu' Gen Z Terancam Bungkam

Namun, di balik penampilan tersebut, tersimpan ketakutan. Tak sedikit pria yang merasa harus tampil sesuai standar maskulinitas agar tidak dianggap lemah atau berbeda.

Hsing-Yuan Liu menyoroti bahwa fenomena ini kini juga marak di media sosial. Dunia digital menjadi ruang baru bagi pria untuk menampilkan citra sebagai pria sejati.

Citra tersebut dibentuk demi mendapat pengakuan dari lingkungan atau kelompok sebaya. Maskulinitas pun berubah fungsi dan bukan lagi soal jati diri.

Lebih lanjut, penelitian dari Esquire menunjukkan bahwa pria muda kini mulai menyusun citra mereka berdasarkan selera perempuan masa kini.

Bukan sekadar tampil macho, mereka justru menonjolkan sisi emosional dan pemikiran yang mendalam. Hal ini tercermin dari ketertarikan mereka salah satunya pada sastra.

Sosok performative male dianggap lebih relatable oleh banyak perempuan karena mengingatkan pada karakter fiksi yang kompleks dan manusiawi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI