Kendati demikian, netizen sudah mengungkit satu tokoh bernama Raka, yang disebut-sebut mirip dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Baru tahu nama karakter yang hijau Raka, pantesan mukanya mirip Gibran," ujar seorang warganet.
Bukan hanya satu orang, warganet lain pun sepakat bahwa tokoh Raka juga mirip Gibran.
"Udah mah namanya Raka, karakternya mirip Gibran yang diposter Ai gemoy Pemilu," ujar netizen lain.
Seorang warganet pun menimpali, "Kok mirip Gibran?"
Dugaan Penggunaan Aset Animasi Murah dan Anggaran Janggal
Kritik tidak hanya berhenti pada kualitas visual. Sejumlah warganet bahkan melakukan investigasi kecil dan menemukan dugaan penggunaan aset animasi stok berharga murah dalam produksi film ini.
Akun YouTube Yono Jambul dalam unggahannya mengungkap beberapa adegan diduga kuat menggunakan aset yang dibeli dari platform Daz3D, salah satunya adalah aset lingkungan bernama Street of Mumbai.
"Mereka ada adegan jalan kan. Nah mereka belinya aset Street of Mumbai. Aneh banget kan makanya jalannya," ucapnya, Sabtu (9/8/2025).
Baca Juga: Cuma Modal 1 Juta, Beredar Bantahan Film Merah Putih: One For All Dibiayai Pemerintah
Ironisnya, dugaan penggunaan aset murah ini sangat kontras dengan anggaran produksi film yang diungkap oleh produsernya, Toto Soegriwo, yang mencapai Rp6,7 miliar.
Toto juga menyebut pengerjaan film hanya memakan waktu kurang dari satu bulan. Fakta ini membuat publik semakin geram.
Sebagai perbandingan, satu episode anime sekelas One Piece atau Demon Slayer memakan biaya sekitar Rp1,8 miliar dengan kualitas animasi yang jauh melampaui apa yang ditampilkan dalam trailer Merah Putih One for All.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni