Sejarah Hari Ini 12 Agustus: Hari Pemuda Internasional Hingga Perang Salib

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 12 Agustus 2025 | 05:45 WIB
Sejarah Hari Ini 12 Agustus: Hari Pemuda Internasional Hingga Perang Salib
Ilustrasi perang [Unsplash/Hasan Almasi]

Suara.com - Pada hari ini, 12 Agustus, ada banyak peristiwa sejarah, mulai dari penetapan Hari Pemuda Internasional, berakhirnya Perang Salib Pertama pada tahun 1099, penemuan satelit Mars, peluncuran Echo I, satelit komunikasi pertama pada 1960, tragedi jatuhnya pesawat Japan Airlines Penerbangan 123 pada 1985, dan lain sebagainya.

Untuk Hari Pemuda Internasional, peringatan ini menyoroti isu-isu krusial yang dihadapi generasi muda, sekaligus mengapresiasi peran vital mereka sebagai mitra dalam masyarakat global.

Sejarah panjang di balik perayaan ini merupakan cerminan dari evolusi peran pemuda dalam agenda internasional, dimulai dari resolusi-resolusi awal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga menjadi sebuah gerakan global yang diakui secara luas.

Tonggak sejarah Hari Pemuda Internasional dimulai pada tahun 1965. Saat itu, Majelis Umum PBB mengesahkan deklarasi yang berfokus pada peningkatan cita-cita perdamaian, saling menghormati, dan pemahaman antar bangsa di kalangan pemuda.

Dokumen ini, yang dikenal sebagai resolusi 2037 (XX), menjadi landasan bagi PBB untuk memberikan perhatian lebih serius pada isu-isu pemuda.

Selama satu dekade berikutnya, dari 1965 hingga 1975, Majelis Umum dan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB terus menggarisbawahi tiga tema dasar yang berkaitan dengan pemuda, yaitu partisipasi, pembangunan, dan perdamaian.

Kebutuhan akan kebijakan internasional yang terstruktur mengenai pemuda juga mulai ditekankan pada periode ini, menandai pergeseran dari sekadar wacana menjadi agenda yang lebih konkret.

Ide untuk menetapkan hari khusus bagi pemuda pertama kali muncul pada tahun 1991. Gagasan ini diusulkan oleh para pemuda yang berkumpul di Wina, Austria, dalam sesi pertama Forum Pemuda Dunia Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Mereka merekomendasikan agar ada satu hari khusus yang didedikasikan untuk mempromosikan dan menggalang dana bagi Dana Pemuda PBB. Ide ini kemudian matang dan diajukan secara resmi pada tahun 1998, dalam sesi pertama Konferensi Menteri Dunia yang Bertanggung Jawab terhadap Pemuda di Lisbon, Portugal.

Baca Juga: Sejarah Negara Riau Merdeka: Gugatan Keadilan dari Jantung Sumatera yang Terluka

Pada 17 Desember 1999, Majelis Umum PBB secara resmi mengadopsi resolusi A/RES/54/120 yang menetapkan 12 Agustus sebagai Hari Pemuda Internasional.

Sejak saat itu, peringatan ini menjadi agenda tahunan untuk meningkatkan kesadaran akan Program Aksi Dunia untuk Pemuda yang diadopsi PBB pada tahun 1996. Program tersebut bertujuan untuk mendorong aksi kolektif dalam 15 bidang prioritas, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan, yang semuanya berfokus pada kesejahteraan pemuda.

Pengakuan terhadap peran pemuda tidak berhenti di situ. Pada tahun 2009, Majelis Umum PBB kembali mengadopsi resolusi 64/134 yang mencanangkan periode dari 12 Agustus 2010 sebagai Tahun Pemuda Internasional, bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Tahun Pemuda Internasional pertama pada tahun 1985.

Resolusi ini menyerukan kepada pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia untuk mendukung kegiatan yang menandai perayaan ini.

Peran pemuda sebagai agen perubahan terus mendapatkan pengakuan secara global. Puncaknya, pada 9 Desember 2015, Dewan Keamanan PBB mengesahkan Resolusi 2250 tentang Pemuda, Perdamaian, dan Keamanan.

Resolusi ini menjadi tonggak sejarah yang memberikan pengakuan mendesak untuk melibatkan generasi muda pembangun perdamaian dalam mempromosikan perdamaian dan melawan ekstremisme.

Selain Hari Pemuda Internasional, tanggal 12 Agustus juga menjadi saksi bisu bagi berbagai peristiwa bersejarah lainnya. Di Indonesia, tanggal ini diperingati sebagai HUT Wanita TNI Angkatan Udara (Wara), yang menggarisbawahi peran penting perempuan dalam militer. Secara global, 12 Agustus juga ditetapkan sebagai Hari Gajah Sedunia pada tahun 2012

Perang Salib I Berakhir

Perang Salib I berakhir pada 12 Juli 1099 dengan kekalahan pasukan Fatimiyah di bawah kepemimpinan Al-Afdhal Syahansyah setelah pengepungan Yerusalem.

Pengepungan Yerusalem pada Perang Salib I adalah peristiwa penting yang menandai keberhasilan pasukan Kristen Eropa merebut kota suci tersebut dari kekuasaan Islam.

Setelah pengepungan selama lima minggu yang dimulai pada 7 Juni 1099, pasukan Salib berhasil merebut kembali kota yang telah berabad-abad berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Seljuk Turki dan Fatimiyah Mesir.

Sejarah ini diawali oleh seruan Paus Urbanus II untuk melancarkan Perang Salib dengan tujuan merebut kembali Yerusalem dan Tanah Suci. Setelah berhasil merebut Yerusalem, pasukan Salib tidak berhenti. Mereka juga menghadapi dan memenangkan pertempuran penting lainnya melawan pasukan Fatimiyah di Pertempuran Ascalon.

Dampak dari Perang Salib I ini sangat signifikan. Kemenangan tersebut mengarah pada pendirian empat negara Tentara Salib di wilayah Levant, yaitu, Kerajaan Yerusalem, Wilayah Edessa, Wilayah Tripoli dan Kepangeranan Antiokhia. Namun, kemenangan ini tidak berlangsung lama. Perang Salib Kedua dimulai pada tahun 1147 sebagai reaksi atas jatuhnya Edessa ke tangan Pasukan Muslim.

Beberapa peristiwa penting lainnya yang terjadi pada tanggal ini antara lain: berakhirnya Perang Salib Pertama pada tahun 1099; penemuan satelit Mars, Deimos, oleh Asaph Hall pada 1877; peluncuran Echo I, satelit komunikasi pertama, pada 1960; diperkenalkannya PC IBM 5150 Personal Computer pada 1981; dan tragedi jatuhnya pesawat Japan Airlines Penerbangan 123 pada 1985. Di era modern, tanggal ini mencatat pengangkatan Lee Hsien Loong sebagai Perdana Menteri Singapura pada 2004 dan hari terakhir siaran televisi analog di seluruh Indonesia pada 2023.

Kontributor : Rizqi Amalia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI