5 Fakta Perfiki Kreasindo Pembuat Film Merah Putih One For All, Milik Pemerintah atau Swasta?

Selasa, 12 Agustus 2025 | 09:28 WIB
5 Fakta Perfiki Kreasindo Pembuat Film Merah Putih One For All, Milik Pemerintah atau Swasta?
Merah Putih: One For All [Instagram]

Suara.com - Sosok di balik rumah produksi Perfiki Kreasindo sedang menjadi sorotan publik seiring hebohnya kabar perilisan film animasi Merah Putih One For All pada 14 Agustus 2025. Film ini akan dirilis di bioskop untuk merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-80.

Namun alih-alih mendapat sambutan meriah, proyek ini justru menuai kritik tajam di media sosial. Meskipun dipromosikan sebagai representasi persatuan bangsa, film ini dikritik warganet.

Kritik tersebut berfokus pada beberapa hal, seperti kualitas animasi, dugaan penggunaan model 3D siap pakai dan biaya produksi yang mencapai miliaran rupiah.

Simak fakta menarik Perfiki Kreasindo berikut ini.

1. Milik Swasta Bukan Pemerintah

Medsos Ekraf Pernah Singgung Potensi Kolaborasi dengan Film Merah Putih One for All (x/ekraf_ri)
Medsos Ekraf Pernah Singgung Potensi Kolaborasi dengan Film Merah Putih One for All (x/ekraf_ri)

Salah satu miskonsepsi terbesar yang beredar adalah anggapan bahwa Perfiki Kreasindo adalah perusahaan milik negara atau di bawah naungan pemerintah alias BUMN. Perfiki Kreasindo adalah rumah produksi yang berada di bawah naungan Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.

Yayasan yang beralamat di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, ini merupakan lembaga nirlaba yang berdedikasi untuk memajukan industri perfilman nasional.

Didirikan sejak 1982, yayasan ini juga menaungi Citra Film School, sebuah sekolah film yang memiliki sejarah panjang dalam pendidikan sinematografi.

Dengan demikian, Perfiki Kreasindo adalah entitas swasta yang berfokus pada pengembangan dan produksi film, bukan BUMN atau lembaga yang dikendalikan oleh pemerintah.

2. Isu Biaya Produksi Rp6,7 Miliar, Sebulan Siap Tayang

Merah Putih: One For All [Instagram]
Merah Putih: One For All [Instagram]

Film 'Merah Putih One For All' dikabarkan menelan biaya produksi hingga Rp6,7 miliar. Angka ini mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat proses pembuatannya yang terbilang sangat cepat.

Baca Juga: Bau KKN Kental? Film Merah Putih One For All Sukses Serobot Antrean 200 Judul Lain

Menurut informasi yang beredar, film ini hanya digarap dalam waktu kurang dari satu bulan, dimulai sejak Juni 2025.

Kecepatan produksi ini menjadi salah satu pemicu utama kritik dari warganet, yang menilai kualitas animasinya tidak sebanding dengan biaya dan durasi pengerjaannya.

Proyek film animasi ini dipimpin oleh Toto Soegriwo sebagai produser utama dan Sonny Pudjisasono sebagai produser eksekutif.

Sementara itu, Endiarto dan Bintang Takari bertindak sebagai sutradara, penulis skenario, sekaligus animator visual utama.

3. Hasil Gotong Royong

Trailer Merah Putih One For All. (YouTube CGV Kreasi)
Trailer Merah Putih One For All. (YouTube CGV Kreasi)

Terkait sumber pendanaan, sutradara Endiarto memberikan pernyataan yang menarik. Dia menjelaskan bahwa biaya pembuatan film ini berasal dari hasil gotong royong tim, bukan dari pihak formal atau informal.

Endiarto menambahkan bahwa gotong royong yang dimaksud bukanlah dalam bentuk uang, melainkan upaya atau effort dari seluruh kru yang memiliki niat yang sama.

"Semua termasuk dubber dan kru kita nggak pakai orang-orang yang top. Kalau kita pakai orang-orang yang sudah punya nama, dari mana kita bisa kasih mereka apresiasi," jelas Endiarto baru-baru ini.

Selain itu, Endiarto juga secara tegas menampik adanya bantuan dana dari pihak luar, "Enggak ada sepeserpun duit yang turun. Semua dari dana pribadi," ucapnya.

4. Informasi Terbatas

Film Merah Putih One For All. [YouTube]
Film Merah Putih One For All. [YouTube]

Namun, publik mengalami kesulitan dalam menemukan informasi lengkap tentang Perfiki Kreasindo. Saat diakses, situs resmi mereka yakni perfiki.com, menampilkan pesan eror "403 Forbidden".

Akun Instagram @perfiki.tv memang menunjukkan beberapa aktivitas Perfiki Kreasindo, seperti kelas akting dan ajang Putri Asuransi Indonesia. Namun, informasi tentang profil perusahaan secara keseluruhan masih sangat terbatas.

Tampaknya, 'Merah Putih One For All' adalah proyek film pertama Perfiki Kreasindo. Hal ini terlihat dari aktivitas akun Instagram mereka yang baru dimulai pada tahun 2024 dan belum pernah mempromosikan proyek film lain sebelumnya.

5. Dugaan Penggunaan Aset 3D Siap Pakai

film Merah Putih One for All (X)
film Merah Putih One for All (X)

Salah satu kritik terkeras yang dilayangkan warganet adalah dugaan penggunaan aset 3D siap pakai dari platform seperti Daz3D.

Sebagai informasi, Daz3D dikenal sebagai marketplace yang menjual berbagai aset 3D, mulai dari karakter, properti, hingga environment yang bisa langsung digunakan dalam perangkat lunak animasi.

Penggunaan aset semacam ini sebenarnya wajar dalam industri kreatif untuk mempercepat proses produksi, terutama jika film dikejar target tayang.

Namun, warganet mempertanyakan apakah biaya Rp 6,7 miliar yang diklaim memang sebanding dengan penggunaan aset siap pakai ini, mengingat kualitas visual yang ditampilkan di trailer dianggap kurang meyakinkan.

Terlepas dari kontroversi yang ada, film 'Merah Putih: One For All' tetap dijadwalkan tayang di bioskop. Trailer film ini telah diunggah di beberapa kanal YouTube, di antaranya Perfiki TV dan CGV Kreasi.

Film ini mengisahkan sekelompok anak dari berbagai etnis yang bersatu untuk menyelamatkan bendera pusaka yang hilang menjelang perayaan 17 Agustus.

Kontributor : Trias Rohmadoni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI