Film Animasi Merah Putih One For All Buatan Siapa? Tuai Berbagai Kontroversi Jelang Tayang

Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:41 WIB
Film Animasi Merah Putih One For All Buatan Siapa? Tuai Berbagai Kontroversi Jelang Tayang
Poster film Merah Putih One for All (m.21cineplex.com)

Suara.com - Film animasi Merah Putih One For All belakangan menjadi sorotan. Karya garapan anak bangsa ini memicu kontroversi yang cukup ramai dibicarakan.

Rencananya, film ini akan tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025 sebagai bagian dari perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2025.

Namun, alih-alih mendapat sambutan positif, film Merah Putih One For All justru menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk para netizen.

Sorotan tersebut terkait kualitas animasi, dugaan penggunaan aset 3D yang sudah jadi, hingga kabar biaya produksi yang dikabarkan mencapai Rp6,7 miliar.

Nominal tersebut membuat banyak netizen terkejut, apalagi film ini dikabarkan hanya digarap hanya dalam waktu kurang dari satu bulan.

film Merah Putih One for All (X)
Film Merah Putih One for All (X)

Di tengah kontroversi ini, publik pun bertanya-tanya terkait siapa sebenarnya pembuat film Merah Putih One For All?

Film animasi ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, bagian dari Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Produsernya adalah Toto Soegriwo.

Produser eksekutif adalah Sonny Pudjisasono dan Endiarto. Sementara itu, posisi sutradara dipegang oleh Endiarto dan Bintang Takari.

Film animasi ini mengisahkan petualangan sekelompok anak dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam Tim Merah Putih.

Baca Juga: 5 Film Animasi Indonesia dengan Biaya Produksi Tinggi, Merah Putih One For All Termasuk?

Karakter tersebut berasal dari Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, hingga etnis Tionghoa. Mereka mendapat misi menjaga bendera pusaka.

Namun, tiga hari menjelang Hari Kemerdekaan, bendera itu hilang secara misterius, memaksa mereka memulai misi heroik untuk menemukannya.

Perjalanan mereka membawa kedelapan anak itu menembus hutan, menyusuri sungai, dan menghadapi berbagai tantangan demi mengembalikan Sang Merah Putih.

Film animasi ini dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 14 Agustus 2025, atau tepat tiga hari sebelum Hari Kemerdekaan.

Trailernya sudah tersedia di kanal YouTube Historika Film, yang telah ditonton lebih dari 660 ribu kali dan mendapat lebih dari 18 ribu komentar.

Berikut beberapa reaksi netizen terkait trailer Merah Putih One For All.

"Selesai enggak selesai kumpulkan," komentar netizen.

"Sumpah grafiknya bikin merinding, benar-benar mimpi buruk," cibir netizen.

"Voice over ngasal, yang ngomong siapa yang gerak siapa, dan sorotnya ke siapa. Suara burung beo keisi kodam monyet. Ada yang patah leher dan tulang belakang di atas sungai terus tiba-tiba kecebur, kek mana konsepnya," terang netizen lain.

"Konon film ini diproduksi tahun 1980, sengaja disimpan untuk memperingati Hari Kemerdekaan," timpal netizen lain.

"Kalau cuma ditayangin di YouTube sih enggak masalah, tapi ini dengan pedenya pengin ditayangin di bioskop," komentar netizen lainnya lagi.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Buka Suara

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar (Dok. President University)
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Irene Umar (Dok. President University)

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar angkat bicara terkait isu bantuan dana untuk film animasi Merah Putih One For All.

Ia menegaskan pihaknya tidak memberikan dukungan finansial maupun fasilitas promosi untuk film animasi yang tengah jadi sorotan publik tersebut.

Irene mengungkap bahwa dirinya memang pernah menerima audiensi dari tim produksi film animasi tersebut.

Dalam pertemuan itu, ia memberikan sejumlah masukan teknis terkait cerita, tampilan karakter, trailer, dan aspek lainnya.

Pertemuan tersebut juga menjadi kesempatan baginya untuk mendengar aspirasi para pelaku industri animasi dan memberikan umpan balik berdasarkan pengalamannya.

Ia pun mengapresiasi hadirnya film tersebut sebagai bukti minat masyarakat untuk memajukan industri film dan animasi Indonesia.

"Namun kami tidak memberikan bantuan finansial dan tidak memberikan fasilitas promosi," tulis Irene di Instagram Story pribadinya.

"Apabila ada yang kurang jelas, silakan ditanyakan. Terima kasih untuk semangat teman-teman yang ingin industri animasi dan film terus maju. I truly appreciate it," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI