Kesempatan dari Australia Buat Upgrade Skill, Biar Siap Jadi Generasi Emas Indonesia 2045

Vania Rossa Suara.Com
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 12:01 WIB
Kesempatan dari Australia Buat Upgrade Skill, Biar  Siap Jadi Generasi Emas Indonesia 2045
Ilustrasi tenaga kerja Indonesia. (dok. IASE)

Suara.com - Memasuki usia kemerdekaan yang ke-80, Indonesia ternyata masih punya pekerjaan rumah soal keterampilan tenaga kerja. Berdasarkan data BPS (2022), lebih dari separuh pekerja kita bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahlian mereka.

Akibatnya, angka pengangguran mencapai 7,28 juta orang, dengan pemuda usia 15-24 tahun menyumbang 3,55 juta.

Bahkan, sekitar 871.860 di antaranya sudah bergelar sarjana (BPS, Februari 2025), tapi masih kesulitan menemukan pekerjaan yang pas.

Sementara itu, perusahaan harus bersaing ketat untuk mendapatkan talenta yang tepat.

“Investasi di Indonesia kini lebih banyak masuk ke sektor yang padat modal, sehingga keterampilan yang dibutuhkan ikut berubah. Kita harus menyesuaikan pelatihan agar sesuai dengan perkembangan industri dan teknologi,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Shinta W. Kamdani.

Tantangan ini bukan sekadar angka, tapi kunci untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Masih ada 20 tahun ke depan, tapi langkah-langkah strategis harus dimulai dari sekarang agar tenaga kerja Indonesia siap menghadapi masa depan.

Tantangan Tenaga Kerja di Dunia Bisnis

Meski ekonomi lagi melambat, investasi di keterampilan tim tetap penting. Kemampuan seperti literasi digital, analisis data, dan praktik berkelanjutan bikin perusahaan lebih tangguh, cepat produktif, dan inovatif saat pasar pulih.

Pariwisata misalnya, kini tidak cuma di Bali atau Jakarta, tapi sudah merambah kota-kota lain, membuka banyak peluang kerja baru.

Baca Juga: Pos Indonesia Pastikan Kemudahan Akses dan Tepat Sasaran: Percepatan Penyaluran BSU 2025 Wilayah 3T

Tapi seiring teknologi berkembang, pengusaha juga butuh tenaga kerja yang jago digital marketing, desain pengalaman pelanggan, dan analitik data.

Sayangnya, banyak pekerja di sektor perhotelan, restoran, dan transportasi belum punya keterampilan lengkap.

Di banyak bidang lain pun, perusahaan kesulitan menemukan pekerja yang punya kombinasi keahlian teknis sekaligus kemampuan komunikasi, kepemimpinan, dan problem solving.

Paul Bartlett, Direktur Katalis menyampaikan manfaat program IASE di Jakarta. (dok. IASE)
Paul Bartlett, Direktur Katalis menyampaikan manfaat program IASE di Jakarta. (dok. IASE)

“Penyedia pendidikan dari Australia bisa bantu menguatkan kemampuan teknis sekaligus soft skill, supaya bisnis bisa berkembang lebih cepat,” kata Paul Bartlett, Direktur Katalis.

Kolaborasi Indonesia-Australia untuk Tenaga Kerja Masa Depan

Peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi fokus penting dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI