Suara.com - Memasuki tahun 2025, Hoka kembali menegaskan dominasinya di dunia lari dengan meluncurkan jajaran sepatu yang tidak hanya memanjakan kaki dengan bantalan maksimal, tetapi juga memiliki bobot yang sangat ringan.
Bagi para pelari di kota-kota besar Indonesia yang mencari performa dan kenyamanan untuk menaklukkan aspal perkotaan, Hoka menawarkan beberapa seri terbaru yang wajib masuk dalam daftar incaran.
Merek asal Prancis ini konsisten dengan filosofi "maximal cushioning" dan "lightweight construction", sebuah kombinasi yang dulu dianggap mustahil.
Kini, teknologi tersebut semakin disempurnakan, menjadikan sepatu Hoka pilihan utama bagi pelari pemula hingga atlet profesional yang menginginkan proteksi tanpa mengorbankan kecepatan.
Dua nama yang paling bersinar di lini 2025 adalah Hoka Mach 6 dan sang legenda yang berevolusi, Hoka Clifton 10.
Hoka Mach 6: Juara Versatilitas yang Responsif

Bagi pelari yang mendambakan satu sepatu untuk semua kebutuhan, Hoka Mach 6 adalah jawabannya. Digadang-gadang sebagai salah satu sepatu paling serbaguna, Mach 6 hadir dengan bobot yang sangat ringan namun tetap dibekali bantalan yang suportif.
Rahasianya terletak pada penggunaan busa supercritical EVA pada midsole, yang oleh Hoka disebut PROFLY+. Teknologi ini memberikan sensasi lari yang responsif dan berenergi, membuatnya ideal untuk sesi latihan tempo dan interval.
Seorang penguji dari Runner's World menyatakan, "busa supercritical EVA, Hoka's Profly+, provides a supportive slab of cushioning for long efforts and recovery runs. But the foam is also responsive and light enough for hard tempos and intervals."
Baca Juga: Gaya Maksimal, Kantong Aman: 5 Sepatu Lokal Pilihan untuk Tampil Keren di Bulan Agustus
Desainnya yang ramping dan breathable juga menjadikannya nyaman untuk lari jarak jauh di tengah cuaca khas perkotaan Indonesia yang cenderung hangat.
Hoka Clifton 10: Evolusi Sang Ikon Harian

Clifton telah lama menjadi "anak emas" Hoka, dikenal sebagai sepatu lari harian yang menawarkan keseimbangan sempurna antara keempukan dan bobot ringan. Untuk tahun 2025, Hoka Clifton 10 hadir dengan pembaruan signifikan.
Hoka meningkatkan ketebalan bantalan di bagian tumit, yang mengubah drop (perbedaan tinggi sol tumit dan depan) menjadi 8mm, sebuah langkah yang tidak biasa bagi Hoka yang umumnya menggunakan drop 5mm.
Meski bobotnya sedikit bertambah dari versi sebelumnya, Clifton 10 menawarkan proteksi sendi yang superior dan kenyamanan maksimal untuk lari jarak jauh atau recovery run.
Perubahan ini dirancang untuk mengakomodasi lebih banyak pelari, terutama mereka yang mendarat dengan tumit (heel striker).
Model ini tetap menjadi pilihan solid bagi mereka yang memprioritaskan kenyamanan untuk lari santai hingga long run di akhir pekan.
Pilihan Ringan Lainnya di Tahun 2025

Selain dua jagoan di atas, Hoka juga menyiapkan beberapa opsi menarik lainnya. Bagi yang mencari kecepatan murni dengan desain minimalis, Hoka Cielo X1 2.0 hadir sebagai sepatu kompetisi yang lebih agresif dengan busa PEBA dan plat karbon.
Sementara itu, Hoka Skyflow muncul sebagai pelatih harian baru yang menawarkan keseimbangan sempurna antara bantalan empuk dan responsivitas.
Untuk para penggemar trail running yang mencari opsi ringan, Hoka Speedgoat 6 terbaru juga mendapat pembaruan yang membuatnya lebih ringan dan responsif untuk menaklukkan medan berat.
Dengan beragam pilihan ini, Hoka memastikan setiap pelari urban dapat menemukan "senjata" yang tepat untuk mencapai target lari mereka di tahun 2025.