Apa Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam? Amalkan Doanya agar Terhindar dari Kezaliman

Nur Khotimah Suara.Com
Kamis, 21 Agustus 2025 | 20:35 WIB
Apa Ciri Pemimpin Zalim Menurut Islam? Amalkan Doanya agar Terhindar dari Kezaliman
Ilustrasi pemimpin zalim. (Google AI Studio)

Hal ini jelas bertentangan dengan prinsip Islam yang mengajarkan pemimpin harus bersikap rendah hati dan bertanggung jawab.

3. Tidak Amanah

Salah satu sifat utama pemimpin dalam Islam adalah amanah—dapat dipercaya dan menjaga janji. Pemimpin zalim cenderung mengingkari janji-janji politiknya, mengabaikan aspirasi rakyat, bahkan merusak kepercayaan yang sudah diberikan kepadanya.

Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa bila amanah sudah disia-siakan, maka tunggulah kehancuran. Artinya, hilangnya amanah adalah tanda jelas rusaknya sebuah kepemimpinan.

4. Memperkaya Diri dan Kroni

Ciri lain dari pemimpin zalim adalah menjadikan jabatan sebagai jalan memperkaya diri sendiri dan kelompoknya. Ia menggunakan sumber daya negara untuk kepentingan pribadi, sementara rakyat menderita.

Dalam Islam, tindakan ini termasuk dosa besar karena mengambil hak orang lain dan menindas rakyat yang seharusnya dilindungi.

Pemimpin seperti ini tidak lagi memikirkan kepentingan umat, melainkan hanya mengejar keuntungan duniawi.

5. Menutup Diri dari Kritik

Baca Juga: Beda dengan Pati, PBB di Solo hampir Naik 400 Persen di Era Gibran

Seorang pemimpin yang baik terbuka terhadap nasihat dan kritik. Dalam sejarah Islam, Khalifah Umar bin Khattab bahkan berkata, "Tidak ada kebaikan pada kalian jika tidak berani menasihatiku, dan tidak ada kebaikan pada diriku jika tidak mau mendengarkan nasihat kalian."

Berbeda dengan itu, pemimpin zalim cenderung menutup telinga dari kritik. Ia menganggap dirinya paling benar, menolak nasihat, bahkan menindas orang-orang yang berani menyuarakan kebenaran. Sikap seperti ini membuat kesalahan terus berulang tanpa adanya perbaikan.

6. Menyebarkan Ketakutan

Pemimpin zalim sering menggunakan rasa takut untuk mempertahankan kekuasaannya. Rakyat ditekan agar tidak berani bersuara, sehingga muncul budaya diam.

Padahal, dalam Islam, pemimpin seharusnya menumbuhkan rasa aman dan nyaman, bukan ketakutan.

Ketika rasa takut lebih dominan daripada keadilan, masyarakat akan sulit berkembang. Kehidupan sosial menjadi penuh kecurigaan, dan potensi rakyat terkekang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?