Suara.com - Anda melangkah masuk ke gym dengan semangat, siap untuk sesi latihan.
Di kaki Anda, terpasang sepasang sepatu lari empuk yang nyaman, satu sepatu untuk semua aktivitas, mulai dari treadmill, kelas HIIT, hingga area angkat beban.
Kedengarannya efisien, bukan? Namun, di sinilah banyak dari kita melakukan kesalahan fundamental yang bisa berujung pada performa yang buruk, atau lebih parahnya lagi, cedera.
Memakai satu jenis sepatu untuk semua olahraga di gym sama seperti menggunakan satu pisau untuk memotong roti dan mengukir kayu.
Keduanya bisa saja dilakukan, tapi hasilnya tidak akan optimal dan berbahaya.
Dunia sepatu olahraga di gym terbagi menjadi dua kerajaan besar dengan filosofi yang berlawanan, yakni stabilitas untuk angkat beban dan bantalan untuk kardio.
Memahami perbedaan krusial ini adalah investasi terbaik untuk keselamatan dan kemajuan latihan Anda.
Kerajaan Stabilitas: Sepatu untuk Angkat Beban & Latihan Kekuatan
Saat Anda melakukan gerakan seperti squat, deadlift, atau lunges, tujuan Anda adalah mentransfer energi dari lantai, melalui kaki, ke seluruh tubuh untuk mengangkat beban secara efisien. Di sini, stabilitas adalah raja.
Baca Juga: Strategi Baru Lari Maraton: Tak Cuma Kecepatan, Tapi Juga Ketahanan Fisik

Sepatu lari memiliki sol yang empuk dan tebal. Mengangkat beban di atasnya seperti mencoba membangun rumah di atas kasur, fondasinya goyang, tidak stabil, dan banyak energi yang hilang terserap oleh bantalan.
Ini meningkatkan risiko pergelangan kaki terkilir.
Kerajaan Bantalan: Sepatu untuk Kardio & Gerakan Berdampak Tinggi
Saat Anda berlari di treadmill, melompat di kelas HIIT, atau melakukan jumping jacks, tubuh Anda mengalami benturan berulang kali. Di sini, bantalan adalah penyelamat.
Bantalan responsif yang didesain untuk menyerap dampak benturan dan melindungi sendi Anda.
Teknologi seperti Nike Air, Adidas BOOST, atau Hoka Foam adalah contohnya.
Saat Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu di treadmill, mesin eliptikal, atau mengikuti kelas kardio dengan intensitas tinggi, contoh Adidas Ultraboost, Hoka Clifton, Nike Pegasus, Brooks Ghost.

Solusi Tengah: Sang Jagoan Serbabisa (Cross-Training Shoes)
"Jadi, apakah saya harus membawa dua pasang sepatu ke gym?" Tidak selalu. Jika rutinitas Anda adalah gabungan dari keduanya, sedikit treadmill, lalu lanjut ke sirkuit angkat beban ringan—maka sepatu cross-training adalah jawaban Anda.
Sepatu seperti Nike Metcon atau Reebok Nano sebenarnya dirancang untuk ini.
Mereka adalah "jembatan" antara dua dunia: solnya cukup datar dan stabil untuk angkat beban, tetapi masih memiliki sedikit fleksibilitas dan bantalan untuk gerakan kardio singkat.

Berinvestasi pada sepatu yang tepat bukanlah kemewahan, melainkan keharusan untuk performa dan keamanan. Ingat mantra sederhana ini:
Saat olahraga angkat beban , butuh fondasi kokoh (Sol Datar) dan saat kardio membutuhkan peredam kejut seperti bantalan empuk.
Dengan memilih alas kaki yang tepat, Anda tidak hanya memaksimalkan setiap sesi latihan, tetapi juga menjaga tubuh Anda bebas dari cedera untuk jangka panjang.