Suara.com - Seorang pria tua mengenakan baju kokoh putih menangis saat proses pemakaman Mpok Alpa, pada Jumat (15/8/2025) lalu.
Sosok pria tua tersebut sontak menjadi perhatian netizen karena terlihat benar-benar kehilangan Mpok Alpa.
Pria tua itu tampak berapa kali menunduk sambal memegang makam Mpok Alpa. Banyak warganet penasaran, siapa sebenarnya sosok pria tua itu yang begitu berduka? Simak penjelasan berikut ini.
Sosok Pria Tua yang Nangis di Makam Mpok Alpa
Identitas pria yang menangis saat pemakaman Mpok Alpa kemudian terungkap melalui berbagai akun media sosial. Dia adalah Pak Samin, seorang pedagang cimol yang juga merupakan tetangga dekat Mpok Alpa.
Kisah di balik tangisan Pak Samin ini ternyata menyimpan sebuah cerita kebaikan yang menyentuh hati, yang selama ini luput dari sorotan publik.
Beberapa tahun sebelumnya, Mpok Alpa bersama Asri Welas sempat bertemu dengan Pak Samin saat syuting untuk sebuah acara televisi.
Dalam obrolan itu, Pak Samin mendoakan kelancaran agar tanah yang baru dibeli oleh Mpok Alpa bisa segera lunas. Asri Welas yang penasaran pun menanyakan alasan di balik doa Pak Samin tersebut.
"Pak Samin bilang ini tanahnya Mpok Alpa, tapi Mpok Alpa bilang belum lunas. Terus kata Pak Samin, bismillah mudah-mudahan cepat lunas. Kenapa doain Mpok Alpa?" tanya Asri Welas dikutip dari video wawancara lawas.
Baca Juga: Bikin Geger! Terdengar Suara Samar Saat Billy Syahputra Cerita Soal Mpok Alpa: Bang Ngomong Bang
Dengan mata berkaca-kaca, Pak Samin menjelaskan bahwa Mpok Alpa telah memberikan sebagian tanahnya untuk akses jalan umum. Situasi ini menjadi "jalan keluar" bagi Pak Samin yang rumahnya berada di belakang lahan itu.
"Ya semoga cepat lunas. Alhamdulillah ini saya sudah dikasih jalan sama Mpok Alpa. Kalau nggak dikasih jalan ini, ya mau lewat jalan mana," ujar Pak Samin dengan suara bergetar.
Mpok Alpa yang tersentuh mendengar pengakuan tulus Pak Samin tak kuasa menahan tangisnya. Dijelaskan bahwa posisi rumah Pak Samin yang terkunci tanpa adanya akses jalan dari Mpok Alpa membuatnya kesulitan untuk keluar masuk.
"Iya makanya tadi bilang belum lunas ya mudah-mudahan lancar rezekinya dan bisa cepat lunas, karena sudah dikasih jalan saya," imbuh Pak Samin.
Pak Samin bahkan kembali terisak ketika ditanya seberapa besar bantuan yang telah diberikan Mpok Alpa. Dia mengaku sangat terbantu untuk beraktivitas sehari-hari dan mencari nafkah.
"Iya kalau bukan Mpok Alpa yang beli tanahnya ya saya nggak tahu lagi lewat jalan mana," ucapnya sambil menyeka air mata.
"Istilahnya bayarin tanahnya buat jalan," timpal Mpok Alpa.
Pak Samin menjelaskan bahwa pemilik tanah sebelumnya tidak mengizinkan lahannya digunakan sebagai jalan, sehingga dia merasa sangat bersyukur atas uluran tangan Mpok Alpa. Kisah tulus ini menjadi bukti nyata betapa Mpok Alpa adalah sosok yang baik hati, bukan hanya di depan kamera, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Mpok Alpa Meninggal
![Mpok Alpa [Instagram]](https://media.arkadia.me/v2/articles/triasrohmadoni/CpwdASypvs7JiGm71n0jxnbRzwnkGYx2.png)
Video dan cerita tentang Pak Samin ini membuat banyak netizen terharu dan semakin merasa kehilangan Mpok Alpa. Kebaikan yang dilakukan Mpok Alpa untuk Pak Samin dianggap sebagai amalan jariyah yang akan terus mengalir. Komentar-komentar penuh haru membanjiri media sosial.
"Mpok Alpa mempermudah bapaknya jualan di dunia… bapaknya mempermudah jalan Mpok Alpa di akhirat," kata netizen. "Aku kira itu bpknya mpok alpa . Sedihnya bener-bener jlebbb bgt. Ga taunya kang cimol yg ditolongin mpok," ucap netizen.
"Pak samin beliau penjual cimol yg akses jalan keluarnya tertutup...trus mpok alpa membeli sebagian tanah dengan mencicil biar pak samin bisa lewat jalan yg ditutup... semoga almarhumah mpok alpa ditempatkan disisi Allah SWT di surga paling tinggi," komentar netizen menjelaskan sosok Pak Samin dan mendoakan Mpok Alpa.
Sebagai informasi, Mpok Alpa meninggal dunia karena penyakit kanker payudara yang dideritanya selama beberapa tahun. Namun dia sengaja merahasiakannya dari publik. Mpok Alpa mengembuskan napas terakhirnya di RS Dharmais, Jakarta Barat, pada Jumat pagi (15/8/2025) lalu.
Kontributor : Trias Rohmadoni