Kalender Jawa Hari Ini 25 Agustus 2025: Weton Senin Wage dan Maknanya

Rifan Aditya Suara.Com
Senin, 25 Agustus 2025 | 19:07 WIB
Kalender Jawa Hari Ini 25 Agustus 2025: Weton Senin Wage dan Maknanya
Kalender Jawa Hari Ini 25 Agustus 2025: Weton Senin Wage dan Maknanya (pexels)
Kesimpulan
  • Pada 25 Agustus 2025, Kalender Jawa menunjukkan weton Senin Wage dengan neptu 8.
  • Hari ini bertepatan dengan 1 Rabiul Awal 1447 H serta berada dalam naungan Wuku Dhukut.
  • Watak utamanya adalah 'Lakuning Geni' yang diimbangi 'Wasesa Segara'

Suara.com - Banyak masyarakat di Indonesia, khususnya suku Jawa, masih menggunakan sistem penanggalan tradisional sebagai panduan kehidupan.

Kalender Jawa menawarkan wawasan unik yang melampaui sekadar penanda hari, bulan, dan tahun.

Pada hari ini, Senin, 25 Agustus 2025, Kalender Jawa menunjukkan identitas waktu yang kaya akan makna filosofis. 

Hari ini bertepatan dengan weton Senin Wage, yang memiliki karakteristik dan interpretasi tersendiri.

Memahami Kalender Jawa berarti menyelami sebuah sistem yang memadukan siklus waktu dengan kearifan lokal.

Sistem ini telah diwariskan secara turun-temurun dan terus relevan bagi sebagian masyarakat.

Tanggal 25 Agustus 2025 dalam penanggalan Masehi ini memiliki padanan dalam kalender Islam dan Jawa.

Konversi ini menunjukkan adanya akulturasi budaya yang harmonis dalam sistem penanggalan tersebut.

Menurut perhitungan, hari ini adalah tanggal 1 Rabiul Awal 1447 Hijriah. Ini menandai awal bulan baru dalam kalender Islam, yang seringkali menjadi momen penting bagi umat Muslim.

Baca Juga: Arti Mimpi Jatuh dari Ketinggian, Ini Pesan Alam Bawah Sadarmu Menurut Primbon Jawa

Sementara itu, dalam penanggalan Jawa, hari ini tercatat sebagai tanggal 1 Mulud 1959, Tahun Dal.

Bulan Mulud, yang setara dengan Rabiul Awal, juga memiliki tempat istimewa dalam tradisi dan perayaan budaya Jawa.

Weton

Pusat dari pembahasan Kalender Jawa hari ini adalah weton kelahiran atau 'dina pasaran'.

Weton untuk 25 Agustus 2025 adalah Senin Wage, sebuah kombinasi dari siklus hari tujuh hari (saptawara) dan siklus pasar lima hari (pancawara).

Setiap weton memiliki nilai neptu yang menjadi dasar untuk berbagai perhitungan dan ramalan dalam primbon Jawa. Nilai neptu ini diperoleh dari penjumlahan nilai hari dan nilai pasaran.

Hari Senin memiliki neptu bernilai 4, sedangkan pasaran Wage juga memiliki nilai 4.

Dengan demikian, weton Senin Wage memiliki jumlah neptu 8, sebuah angka yang menjadi kunci untuk memahami watak dan peruntungannya.

Dalam tradisi Jawa, neptu 8 ini dihubungkan dengan berbagai elemen dan sifat alam.

Interpretasi ini membantu memberikan gambaran umum tentang karakter seseorang yang lahir pada weton tersebut.

Pemilik weton Senin Wage pada umumnya digambarkan sebagai individu yang memiliki banyak keinginan.

Mereka juga dikenal sebagai pribadi yang tidak suka diam, selalu aktif, serta dipenuhi dengan gagasan kreatif.

Karakteristik dasar ini kemudian diperdalam melalui analisis watak berdasarkan kategori 'Pangarasan' dan 'Pancasuda'.

Kedua kategori ini memberikan gambaran sifat baik dari sisi temperamen maupun potensi positifnya.

Pangarasan untuk weton Senin Wage adalah 'Lakuning Geni', yang secara harfiah berarti berjalan seperti api.

Analogi ini menunjukkan adanya kecenderungan sifat yang temperamental dan emosional.

Individu dengan watak ini bisa mudah marah atau naik pitam saat menghadapi situasi tertentu.

Namun, di sisi lain, mereka juga memiliki sifat pemberani yang tidak gentar menghadapi tantangan.

Meskipun memiliki sisi emosional yang kuat, weton ini diimbangi oleh watak positif dari Pancasuda.

Pancasuda untuk Senin Wage adalah 'Wasesa Segara', yang bermakna wawasan luas seperti lautan.

Watak ini melambangkan sifat pemaaf, pemurah, dan bertanggung jawab yang mendominasi karakternya.

Mereka digambarkan sebagai pribadi yang 'amot ujar ala becik', yang berarti tidak membenci saat dicaci dan tidak sombong saat disanjung.

Wuku

Selain weton, elemen penting lainnya dalam Kalender Jawa adalah 'wuku'. Wuku merupakan siklus 30 pekan yang masing-masing memiliki nama dan karakteristiknya sendiri.

Tanggal 25 Agustus 2025 jatuh dalam periode Wuku Dhukut. Wuku ini memiliki dewa pelindung, lambang-lambang alam, serta rekomendasi dan pantangan aktivitas tertentu.

Dewa yang menaungi Wuku Dhukut adalah Bethara Sakri. Pengaruhnya memberikan watak yang tegas dan berpotensi memiliki banyak keturunan kepada mereka yang berada di bawah naungan wuku ini.

Wuku Dhukut memiliki beberapa lambang alam yang merepresentasikan sifatnya. Pohonnya adalah Pandan Surat, yang digambarkan memiliki warna baik namun seringkali terpinggirkan.

Burungnya adalah Ayam Hutan, yang melambangkan kemampuannya menjadi peliharaan orang besar. Individu di bawah wuku ini seringkali memiliki tutur kata yang manis dan enak untuk didengar.

Namun, wuku ini juga memiliki gambaran dua bilah keris yang terapit kayu. Ini diartikan sebagai simbol hati yang tajam, namun terkadang memiliki keinginan untuk memiliki kepunyaan orang lain.

Gambaran lainnya adalah 'tunggul asri pingitan raja', yang bermakna memiliki rupa yang menawan tetapi bersifat penakut. Kelemahan lain dari wuku ini terletak pada 'prana' atau kekuatan batin.

Wuku Dhukut juga menetapkan 'kala' atau arah pantangan berada di Barat Daya. Selama tujuh hari dalam periode wuku ini, disarankan untuk tidak bepergian ke arah tersebut untuk urusan yang sangat penting.

Berdasarkan primbon, hari Senin Wage dalam Wuku Dhukut dianggap sebagai hari yang baik untuk beberapa aktivitas.

Salah satunya adalah untuk bepergian mencari rezeki, karena dipercaya akan mendatangkan kelimpahan.

Hari ini juga dianggap baik untuk bersedekah dan berbagi dengan sesama. Namun, hari ini dinilai kurang baik untuk memulai aktivitas bercocok tanam, seperti menyemai biji atau menanam tumbuhan.

Pemahaman ini menunjukkan bagaimana Kalender Jawa tidak hanya menjadi penanda waktu.

Ia berfungsi sebagai panduan untuk menyelaraskan aktivitas manusia dengan ritme alam semesta.

Meskipun interpretasi ini didasarkan pada kearifan lokal dan tradisi turun-temurun, banyak yang masih menggunakannya sebagai bahan pertimbangan.

Hal ini menjadi bagian dari kekayaan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat modern.

Penting untuk diingat bahwa penafsiran watak dan peruntungan ini bersifat umum. Setiap individu memiliki perjalanan hidup yang unik dan dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya.

Kalender Jawa dengan segala kompleksitasnya adalah cerminan dari cara pandang masyarakat agraris masa lampau. Mereka hidup dengan sangat dekat dengan alam dan siklusnya.

Dengan memahaminya, kita dapat memperoleh wawasan tentang nilai-nilai filosofis dan budaya yang membentuk masyarakat Jawa. Ini adalah warisan pengetahuan yang kaya dan patut untuk dilestarikan.

Ringkasan Kalender 25 Agustus 2025

Sistem PenanggalanDetail Tanggal
Kalender MasehiSenin, 25 Agustus 2025
Kalender Jawa1 Mulud 1959, Tahun Dal
Kalender Hijriah1 Rabiul Awal 1447 H
Weton (Dina Pasaran)Senin Wage
Neptu8 (Senin 4 + Wage 4)
WukuDhukut

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?