Suara.com - Presiden Prabowo Subianto memberikan tanda kehormatan Bintang Mahaputera Utama kepada Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, pengusaha asal Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai "Crazy Rich."
Haji Isam menerima penghargaan tersebut di Istana Negara sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Prabowo menganggap Haji Isam melalui perusahaannya, Jhonlin Group, telah berjasa membuka banyak lapangan pekerjaan di berbagai sektor, mulai dari pertambangan, agribisnis, hingga transportasi, yang berdampak signifikan bagi perekonomian, khususnya di Kalimantan Selatan.
Kiprah Haji Isam dalam proyek strategis nasional seperti cetak sawah di Merauke juga disebut sebagai salah satu andilnya bagi negara.
Namun, pemberian penghargaan tersebut langsung memicu sorotan publik, mengingat nama Haji Isam kerap dikaitkan dengan berbagai kontroversi di dunia bisnis dan politik.
![Pengusaha Haji Isam Raih Bintang Mahaputera dari Presiden RI Prabowo Subianto. [ist].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/25/76760-haji-isam-prabowo.jpg)
Jejak Kontroversi Sang Pengusaha
Meskipun diakui kontribusinya, rekam jejak Haji Isam tidak sepenuhnya mulus. Namanya beberapa kali terseret dalam pusaran kasus besar yang menarik perhatian publik.
Salah satu yang paling menonjol adalah dugaan keterlibatan perusahaannya, PT Jhonlin, dalam skandal manipulasi harga dan kualitas batu bara yang melibatkan Adani Group di India.
Laporan dari Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menyebut PT Jhonlin sebagai pemasok batu bara berkualitas rendah yang kemudian dijual Adani dengan klaim kualitas dan harga yang jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Prabowo Sebut Kemiskinan Akibat Pemimpin Tak Pandai, Netizen Beri Reaksi Menohok
Selain itu, nama Haji Isam pernah disebut dalam persidangan kasus dugaan suap pajak yang melibatkan mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak. Tetapi tuduhan itu dibantah tegas.
Haji Isam menegaskan tidak ada keterlibatannya dalam kasus korupsi yang menjerat kerabatnya, mantan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, dan meminta semua pihak mengedepankan asas praduga tak bersalah.
Dari Tukang Ojek Menjadi Taipan
Terlepas dari berbagai kontroversi yang melingkupinya, kisah perjalanan hidup Haji Isam adalah sebuah narasi tentang kesuksesan yang dibangun dari bawah.
Pria asal Bone, Sulawesi Selatan, itu memulai kariernya bukan sebagai pengusaha, melainkan sebagai seorang pekerja serabutan, termasuk menjadi tukang ojek, buruh tebang kayu, hingga sopir angkutan.
Titik baliknya terjadi ketika Haji Isam berkenalan dengan seorang pengusaha tambang batu bara lokal yang kemudian meminjaminya modal untuk menyewa alat berat pada tahun 2003.
Kemudian, ia mendirikan PT Jhonlin Baratama yang awalnya menjadi kontraktor pelaksana, hingga akhirnya berkembang menjadi sebuah gurita bisnis di bawah naungan Jhonlin Group dengan omzet puluhan miliar per bulan.