Rahasia Kulit Garut Mendunia: Desainer Muda Indonesia Belajar di Pusat Mode Milan!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 20:37 WIB
Rahasia Kulit Garut Mendunia: Desainer Muda Indonesia Belajar di Pusat Mode Milan!
Industri Tas Kulit (Envato)

Suara.com - Industri mode Indonesia terus bergerak di tengah arus globalisasi. Tantangannya tidak hanya soal menciptakan karya kreatif, tetapi juga bagaimana menjembatani tradisi lokal dengan standar produksi internasional.

Pendidikan dan kolaborasi lintas negara kini menjadi kunci untuk memastikan produk buatan tangan anak bangsa mampu bersaing di peta industri fashion dunia.

Beasiswa yang mengirim desainer muda ke pusat mode dunia seperti Milan menjadi salah satu langkah nyata. Lebih dari sekadar perjalanan akademis, pengalaman ini memuat diplomasi budaya, transfer pengetahuan, hingga penguatan ekosistem industri di daerah.

Ada setidaknya lima alasan mengapa inisiatif semacam ini punya dampak besar bagi masa depan fashion Indonesia.

1. Membuka Akses pada Metode Produksi Kelas Dunia

Desainer Indonesia berkesempatan belajar langsung bagaimana ide dituangkan menjadi produk industri yang siap pasar. Hal ini penting untuk melengkapi keterampilan yang selama ini banyak bertumpu pada inspirasi dan estetika, agar juga kuat secara teknis.

2. Menjembatani Tradisi Lokal dengan Inovasi Global

Produk kulit Garut misalnya, memiliki kekuatan tradisi, tetapi butuh sentuhan metodologi modern agar bisa naik kelas. Dengan kolaborasi internasional, nilai lokal tidak hilang, justru diperkuat dengan teknik baru.

3. Mencetak Desainer Spesialis Kulit

Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa Unggulan 2025 Kapan Dibuka? Ini Jadwal, Syarat dan Dokumennya

Selama ini Indonesia belum banyak memiliki desainer kulit yang benar-benar fokus. Melalui program seperti ini, lahir peluang bagi generasi baru untuk mengisi kekosongan sekaligus memperkuat industri berbasis kulit dalam negeri.

Empat desainer muda Indonesia baru saja diberangkatkan ke Milan untuk mengikuti program beasiswa di Arsutoria School, sekolah desain sepatu dan tas ternama dunia.

Mereka adalah Hadisti Mardhiya (LaSalle College Jakarta), Mujib Titian (Prabu Shoes), Mohammad Jordy Mozza Servia (IFW & Piazza Firenze Garut), dan Shafwa Kamilia Zahira Azzahra (Piazza Firenze Garut). Program ini didukung Kedutaan Besar Italia, Italian Trade Agency (ITA), serta berkolaborasi dengan Indonesia Fashion Week (IFW), Koperasi Artisan Kulit Indonesia, dan Spinindo/Piazza Firenze Garut.

Empat desainer muda Indonesia baru saja diberangkatkan ke Milan untuk mengikuti program beasiswa di Arsutoria School. (dok. ist)
Empat desainer muda Indonesia baru saja diberangkatkan ke Milan untuk mengikuti program beasiswa di Arsutoria School. (dok. ist)

Sebagai penggagas program, Presiden IFW sekaligus Ketua Koperasi Artisan Kulit Indonesia, Poppy Dharsono, menilai Garut punya potensi besar di industri kulit. Namun, tanpa arahan yang jelas, produk pengrajin cenderung berulang dari tahun ke tahun. Dengan pengalamannya lebih dari 45 tahun di industri mode, ia melihat peluang untuk membawa sentuhan baru melalui jejaring internasional yang ia miliki.

Duta Besar Italia untuk Indonesia, Roberto Colamine, menegaskan bahwa beasiswa ini bukan untuk menggantikan tradisi lokal, melainkan memperkaya talenta muda Indonesia dengan metode yang mampu mengubah inspirasi menjadi produk industri. Ia menyebut pendidikan sebagai sarana memperkuat hubungan masyarakat kedua negara, sekaligus membuka jalan kolaborasi yang lebih luas.

Direktur Utama Spinindo/Piazza Firenze Garut, Anto Sudaryanto, menambahkan bahwa keberangkatan para talenta ini adalah bagian dari strategi memperkuat struktur industri kulit di Garut. Peran desainer disebut krusial untuk menjembatani pengrajin dengan pelaku usaha, sekaligus menghadirkan tren global yang bisa diterjemahkan dalam karya nyata.

Langkah ini juga mendapat dukungan pemerintah. Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menekankan bahwa keberangkatan ke Milan bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan amanah besar bagi bangsa. Para penerima beasiswa diharapkan berani berinovasi, menjadi duta budaya, dan membawa pulang jejaring strategis yang bermanfaat bagi industri kreatif Indonesia.

Globalisasi kerap dipandang sebagai ancaman bagi tradisi. Namun, melalui program seperti beasiswa Arsutoria School ini, terlihat bahwa globalisasi justru bisa menjadi peluang. Dengan bekal ilmu dari pusat mode dunia dan identitas budaya yang tetap dijaga, desainer muda Indonesia punya posisi strategis untuk membawa tradisi lokal ke panggung internasional. Dari Milan, langkah kecil ini bisa menjadi awal dari lompatan besar bagi fashion Indonesia.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?