Di dunia di mana buku dibakar dan pengetahuan dianggap berbahaya, buku ini adalah ode bagi kekuatan literasi. Ini adalah argumen paling kuat mengapa kita harus terus membaca, berpikir kritis, dan melawan segala bentuk sensor yang ingin membuat kita patuh.

"Between the World and Me" oleh Ta-Nehisi Coates
Protes Terhadap Apa? Rasisme sistemik dan kebrutalan terhadap tubuh orang kulit hitam.
Ditulis sebagai surat untuk putranya, buku ini adalah meditasi yang kuat dan personal tentang apa artinya hidup dalam tubuh yang terus-menerus terancam oleh prasangka. Ini adalah pelajaran empati yang akan mengubah caramu memandang isu ras selamanya.
Pikiranmu Adalah Medan Pertempuran Terakhir
Turun ke jalan adalah penting. Bersuara di media sosial adalah perlu.
Tapi semua itu berawal dari satu tempat: pikiran yang tercerahkan.
Membaca buku adalah cara kita mengisi amunisi untuk pikiran kita.
Ini adalah tindakan merawat kewarasan, memperluas empati, dan membangun fondasi intelektual untuk setiap bentuk perlawanan lainnya.
Di dunia yang semakin bising, protesmu yang paling sunyi mungkin adalah yang paling berdampak.
Baca Juga: Rendahnya Literasi, Cermin Buram Pendidikan Indonesia