Suara.com - Dokter internal Klinik Bumame Cabang Cideng, dr Gilbert Golhi, menyoroti tren minuman manis yang kian digemari generasi muda, seperti kopi kekinian dan minuman boba.
Menurutnya, kebiasaan ini berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius di usia muda.
“Kalau dulu penyakit kronis seperti diabetes atau jantung baru terlihat di usia 40 tahun, sekarang usia 20-an sudah banyak yang kena,” kata dr Gilbert, Kamis (11/9/2025).
Dr Gilbert menjelaskan, tren minuman boba yang tinggi gula, susu, dan topping dapat menambah beban kalori tubuh secara signifikan.
“Kalorinya bisa ratusan dalam satu gelas, ini membebani tubuh jika diminum terus-menerus,” ujarnya.
Hal ini sejalan dengan data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI yang menunjukkan peningkatan kasus obesitas dan penyakit jantung di kalangan usia produktif.
Tidak hanya membatasi minuman manis, dr Gilbert mendorong generasi muda untuk rutin berolahraga minimal 150 menit per minggu, sesuai rekomendasi WHO, agar kalori yang masuk seimbang dengan energi yang dikeluarkan.
Ia menambahkan, pola hidup yang kurang sehat, seperti konsumsi cepat saji, porsi makan berlebihan, dan jarang pemeriksaan kesehatan, turut meningkatkan risiko penyakit tidak menular.
“Kalau diperiksa rutin, penanganan bisa lebih cepat dan sederhana. Imun yang kuat adalah kunci. Kalau kita sudah sadar sejak muda, beban kesehatan di masa depan bisa lebih ringan,” ujar Gilbert.
Ia menekankan bahwa pola hidup sehat dan vaksinasi sesuai anjuran menjadi kunci utama untuk menghindari penyakit kronis di kemudian hari.
Dengan semakin maraknya kopi kekinian dan minuman manis lain di kalangan anak muda, kesadaran akan kesehatan tubuh menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Membangun kebiasaan sehat sejak muda, menjaga pola makan, serta rutin berolahraga diyakini dapat menekan risiko diabetes dan penyakit kronis di masa depan. (Antara)