Siapa Gusti Aju Dewi? Grafolog yang Bersitegang dengan Ferry Irwandi Buntut Tuduhan Provokatif

Husna Rahmayunita Suara.Com
Jum'at, 12 September 2025 | 09:12 WIB
Siapa Gusti Aju Dewi? Grafolog yang Bersitegang dengan Ferry Irwandi Buntut Tuduhan Provokatif
Gusti Aju Dewi [YouTube Bukan Kaleng Kaleng]

Suara.com - Nama Gusti Aju Dewi, seorang grafolog dan pengamat perilaku, kini menjadi perbincangan hangat di dunia maya.

Hal ini terjadi setelah dia secara vokal menuduh influencer dan CEO Malaka Project, Ferry Irwandi, telah melakukan manipulasi pada sebuah video viral.

Video yang dimaksud menampilkan momen penangkapan anggota TNI oleh Brimob saat terjadi kerusuhan di Palembang. Gusti Aju Dewi menuduh bahwa Ferry Irwandi menambahkan kalimat palsu ke dalam video asli, yang berpotensi memprovokasi massa dan membenturkan masyarakat dengan aparat.

Lantas, siapa sebenarnya sosok Gusti Aju Dewi yang berani mengemukakan tuduhan serius pada Ferry Irwandi? Simak penjelasan berikut ini.

Sosok Gusti Aju Dewi

Gusti Aju Dewi [YouTube Bukan Kaleng Kaleng]
Gusti Aju Dewi [YouTube Bukan Kaleng Kaleng]

Gusti Aju Dewi dikenal sebagai pionir grafologi di Indonesia, sebuah ilmu yang menganalisis karakter seseorang melalui tulisan tangan. Selama 13 tahun, Gusti dikenal publik dengan nama Deborah Dewi, sebelum akhirnya pada tahun 2023 dia memutuskan untuk kembali menggunakan nama lahirnya, Gusti Aju Dewi.

Kiprah Gusti Aju Dewi di dunia grafologi tidak diragukan lagi. Dia memiliki sertifikasi internasional yang diakui secara hukum di 92 negara melalui legalisir Apostille Konvensi Den Haag.

Keahlian Gusti Aju telah banyak dimanfaatkan untuk mendukung penegakan hukum di Indonesia. Hal itu termasuk memberikan edukasi kepada 800 Polwan mengenai ilmu grafologi sebagai keterampilan pendukung tugas mereka.

Gusti Aju adalah pendiri Indonesian School of Graphologist (ISOG), sebuah institusi yang didirikannya untuk membantu masyarakat mendalami grafologi secara profesional. Institusi tersebut bahkan didukung oleh beberapa praktisi Grafolog Internasional.

Selain itu Gusti Aju juga aktif dalam berbagai forum internasional. Salah satu jejak pentingnya adalah ketika Gusti menjadi pembicara di Konferensi Forensik & Grafologi di Meksiko pada September 2024 lalu untuk membahas relevansi grafologi di era kecerdasan buatan (AI).

Baca Juga: Mahfud MD Khawatirkan Kondisi Negara Jika TNI Laporkan Ferry Irwandi: Kacau

Gusti Aju disebut sempat menempuh pendidikan Magister Informatika (Master AI) di School of Computer Science Universitas Nusa Putra, untuk mengintegrasikan grafologi dengan teknologi AI.

Selain itu Gusti Aju sempat menjadi sorotan publik saat bekerja sama dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dalam Program Pendidikan Kebangsaan (PPK) di barak militer, Gusti menganalisis tulisan tangan anak-anak peserta.

Hasil analisisnya menunjukkan bahwa anak-anak tersebut mengalami ketidakseimbangan figur orang tua, kesulitan berekspresi, dan trauma emosional. Kehadiran prajurit TNI dan mentor diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi psikologis mereka.

Kronologi Tuduhan Gusti Aju Dewi terhadap Ferry Irwandi

Ferry Irwandi [instagram]
Ferry Irwandi [instagram]

Tuduhan Gusti Aju Dewi pada Ferry Irwandi yang disebutnya provokatif itu bermula saat video penangkapan anggota TNI oleh Brimob ditayangkan dalam acara "Rakyat Bersuara" di Inews TV. Menurut Gusti, Ferry Irwandi yang hadir sebagai narasumber menambahkan kalimat yang tidak ada di video asli.

Kalimat yang dimaksud yaitu "Bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini". Hal tersebut seolah-olah mengindikasikan bahwa banyak anggota TNI yang terlibat dalam kerusuhan.

Diketahui dalam video itu ditayangkan momen penangkapan anggota TNI oleh anggota Brimob karena dituduh ikut rusuh. Anggota Brimob itu kemudian bertanya kepada anggota TNI dari kesatuan mana.

"Kamu anggota mana kamu?" kata suara dalam video. "Kavaleri" jawab anggota TNI.

"Kavaleri ikut rusuh Kavaleri di Palembang. Saya laporin Panglima TNI dikau," jawab anggota Brimob. "Aku ndak ada melok (-bahasa Palembang artinya: aku tidak ikut)," bantah si anggota TNI.

Usai video selesai diputar dalam acara itu, Ferry Irwandi langsung menjelaskan ulang suara dialog di dalam video.

"Kapolri Kapolri ini ikut rusuh Kapolri saya laporin Panglima TNI. Terus dia bilang si orangnya, bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini. Anyway," kata Ferry yang langsung mengalihkan fokus ke pembicaraan soal terkait aksi demo rusuh lain.

Menurut Gusti, kesalahan Ferry sangat jelas yakni pernyataan Kavaleri digantinya menjadi Kapolri. Untuk hal ini kata Gusti, Ferry mengaku salah dengar. 

Namun kesalahan atau manipulasi kedua, menurut Gusti sangat fatal dimana Ferry menambahkan seakan-akan ada pernyataan anggota TNI bahwa yang ikut demo rusuh bukan cuma dia saja, tapi banyak anggota TNI.

"Kesalahannya jelas, Ferry menambahkan kalimat yang tidak ada di video asli. Yaitu: 'Bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini'," jelas Gusti.

Gusti Aju menekankan bahwa penambahan kalimat ini bukan sekadar salah dengar, melainkan disinformasi yang disengaja.

"Kalau salah dengar itu kan tidak menambahkan. Tapi kalau kata-kata itu enggak ada kemudian disebut ada itu kan sudah penambahan. Itu sudah 100 persen disinformasi, sudah fitnah," tegasnya.

Menurut Gusti, disinformasi semacam ini sangat berbahaya karena dapat memicu perpecahan dan kekacauan.

“Itu menggiring opini publik seolah-olah TNI adalah dalang kerusuhan massa. Artinya, Ferry sengaja membenturkan rakyat dengan TNI,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gusti Aju menjelaskan bahwa kebohongan yang diulang-ulang di media sosial dapat dipercaya oleh publik, sebuah fenomena psikologi yang dikenal sebagai The Illusory Truth Effect. Dia merasa khawatir disinformasi ini dapat menimbulkan benturan yang membahayakan pertahanan negara.

Gusti Aju mengaku telah meminta klarifikasi kepada Ferry Irwandi sebanyak 13 kali, namun permintaannya selalu ditolak.

"13 kali saya minta klarifikasi, Ferry Irwandi menolak. Kalau bukan untuk memecah belah bangsa, kenapa takut klarifikasi?" tanyanya.

Dia pun melihat penolakan ini sebagai upaya untuk membiarkan kebohongan dipercaya oleh masyarakat dan mencapai tujuan tersembunyi.

Meski begitu, Gusti Aju menegaskan bahwa dia tidak memiliki masalah personal dengan siapapun. Fokus utamanya adalah menyoroti perilaku berbahaya yakni menyebarkan disinformasi, fitnah, dan kebencian yang dapat memecah belah bangsa.

"Kalau dibiarkan, ini akan terus memecah rakyat melawan aparat, bahkan melawan negara. Itu bukan demokrasi, tapi tirani," katanya.

Tanggapan Ferry Irwandi

Setelah namanya dibahas, Ferry Irwandi secara terbuka menanggapi tudingan Gusti Aju Dewi. Ia bahkan berharap bisa bertatap muka secara langsung dengan sang grafolog ketimbang bersitegang di media sosial.

"Teruntuk @gustiajudewi sudah jangan basa-basi lagi. Siapapun yang mau podcast langsung mempertemukan saya dengan @gustiajudewi saya terima dan saya pasti membicarakan semua isi chat dia di grup itu," tulisnya di Instagram.

Ferry Irwandy menantang Gusti Aju Dewi untuk menunjukkan bukti terkait obrolan di Grup WhatsApp yang dikaitkan dengannya,

"Terima kasih, udah jangan lari, mau lapor polisi juga gak masalah, sekalian kita buka semuanya di pengadilan. Anda punya relasi kuasa dan sumber daya, jangan play victim, sangat bertolak belakang dengan isi chat anda di grup itu. Termasuk upaya “menelpon” host acara live TV," sambungnya.

Kontributor : Trias Rohmadoni

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI