Siapa Gusti Aju Dewi? Grafolog yang Bersitegang dengan Ferry Irwandi Buntut Tuduhan Provokatif

Husna Rahmayunita Suara.Com
Jum'at, 12 September 2025 | 09:12 WIB
Siapa Gusti Aju Dewi? Grafolog yang Bersitegang dengan Ferry Irwandi Buntut Tuduhan Provokatif
Gusti Aju Dewi [YouTube Bukan Kaleng Kaleng]

"Kamu anggota mana kamu?" kata suara dalam video. "Kavaleri" jawab anggota TNI.

"Kavaleri ikut rusuh Kavaleri di Palembang. Saya laporin Panglima TNI dikau," jawab anggota Brimob. "Aku ndak ada melok (-bahasa Palembang artinya: aku tidak ikut)," bantah si anggota TNI.

Usai video selesai diputar dalam acara itu, Ferry Irwandi langsung menjelaskan ulang suara dialog di dalam video.

"Kapolri Kapolri ini ikut rusuh Kapolri saya laporin Panglima TNI. Terus dia bilang si orangnya, bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini. Anyway," kata Ferry yang langsung mengalihkan fokus ke pembicaraan soal terkait aksi demo rusuh lain.

Menurut Gusti, kesalahan Ferry sangat jelas yakni pernyataan Kavaleri digantinya menjadi Kapolri. Untuk hal ini kata Gusti, Ferry mengaku salah dengar. 

Namun kesalahan atau manipulasi kedua, menurut Gusti sangat fatal dimana Ferry menambahkan seakan-akan ada pernyataan anggota TNI bahwa yang ikut demo rusuh bukan cuma dia saja, tapi banyak anggota TNI.

"Kesalahannya jelas, Ferry menambahkan kalimat yang tidak ada di video asli. Yaitu: 'Bukan cuma saya Pak, kata orang TNI ini'," jelas Gusti.

Gusti Aju menekankan bahwa penambahan kalimat ini bukan sekadar salah dengar, melainkan disinformasi yang disengaja.

Baca Juga: Mahfud MD Khawatirkan Kondisi Negara Jika TNI Laporkan Ferry Irwandi: Kacau

"Kalau salah dengar itu kan tidak menambahkan. Tapi kalau kata-kata itu enggak ada kemudian disebut ada itu kan sudah penambahan. Itu sudah 100 persen disinformasi, sudah fitnah," tegasnya.

Menurut Gusti, disinformasi semacam ini sangat berbahaya karena dapat memicu perpecahan dan kekacauan.

“Itu menggiring opini publik seolah-olah TNI adalah dalang kerusuhan massa. Artinya, Ferry sengaja membenturkan rakyat dengan TNI,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gusti Aju menjelaskan bahwa kebohongan yang diulang-ulang di media sosial dapat dipercaya oleh publik, sebuah fenomena psikologi yang dikenal sebagai The Illusory Truth Effect. Dia merasa khawatir disinformasi ini dapat menimbulkan benturan yang membahayakan pertahanan negara.

Gusti Aju mengaku telah meminta klarifikasi kepada Ferry Irwandi sebanyak 13 kali, namun permintaannya selalu ditolak.

"13 kali saya minta klarifikasi, Ferry Irwandi menolak. Kalau bukan untuk memecah belah bangsa, kenapa takut klarifikasi?" tanyanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI