-
Sebanyak 24 siswa dan 1 guru di Ketapang mengalami keracunan setelah mengonsumsi ikan hiu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diduga akibat kelalaian tim gizi SPPG dalam memilih menu.
-
Ikan hiu diketahui mengandung kontaminan berbahaya seperti merkuri, arsenik, timbal, dan urea, yang dapat memicu gangguan neurologis, pencernaan, hingga risiko kanker.
-
Meski sempat dirawat, kondisi para korban kini telah membaik dan dipulangkan, namun insiden ini menyoroti pentingnya kehati-hatian dalam pemilihan bahan pangan untuk program gizi nasional.
Suara.com - Sebanyak 24 murid dan seorang guru dari SD Negeri 12 Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, mengalami keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Insiden ini diduga terjadi akibat kelalaian tim gizi dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasukkan ikan hiu sebagai salah satu menu.
Kepala Regional MBG Kalbar, Agus Kurniawi, mengakui bahwa pemilihan ikan hiu merupakan kesalahan tim SPPG yang kurang cermat dalam menyusun menu. Ikan tersebut dibeli dari Tempat Pelelangan Ikan Rangga Sentap sebagai produk lokal.
Agus juga menyampaikan bahwa ikan hiu bukanlah makanan yang umum dikonsumsi oleh anak-anak, dan ia khawatir dagingnya bisa mengandung zat berbahaya seperti merkuri.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsumsi ikan hiu berisiko karena potensi kandungan racun laut yang tinggi.
Berdasarkan laman resmi konservasi hiu Shark Spotters Afrika Selatan, ikan hiu mengandung kontaminan beracun dalam kadar yang sangat tinggi. Studi menunjukkan bahwa kandungan merkuri dan arsenik yang paling tinggi.
Bahkan di daerah yang seharusnya tidak tercemar, hiu dapat mengandung konsentrasi elemen jejak dan kontaminan beracun yang lebih tinggi dibandingkan dengan organisme akuatik lainnya.
Keracunan merkuri dapat menyebabkan kerusakan neurologis, defisit kognitif, masalah perkembangan pada anak, kerusakan ginjal, penyakit kardiovaskular, dan disfungsi imun.
Sementara paparan arsenik meningkatkan risiko kanker (kulit, kandung kemih, dan paru-paru), gangguan kulit, neuropati perifer, masalah pernapasan, dan diabetes tipe 2, serta efek pada sistem reproduksi dan kekebalan tubuh.
Baca Juga: Maraknya Kasus Keracunan MBG, Cak Imin Tegaskan Tak Akan Dihentikan!
Bagaimana tanda keracunan merkuri dan arsenik?
Menurut laman resmi konservasi hiu Keiko Conservation di Inggris, keracunan merkuri dan arsenik bisa menimbulkan gejala.
Keracunan merkuri:
Tanda keracunan merkuri sangat beragam dan umumnya menyerang sistem saraf, dengan gejala meliputi sakit kepala, tremor (gemetaran), kesemutan, gangguan penglihatan (seperti penglihatan terowongan), gangguan bicara dan pendengaran, serta masalah koordinasi gerak tubuh.
Gejala lain termasuk perubahan suasana hati seperti gelisah dan depresi, mati rasa, masalah memori, kelemahan otot, dan ruam kulit.
Keracunan arsenik:
Sama halnya dengan keracunan merkuri, tanda-tanda keracunan arsenik sangat bervariasi tergantung pada paparan akut atau kronis. Namun gejala umum meliputi masalah pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare, serta rasa kesemutan di tangan dan kaki.
Gejala lain termasuk sakit perut, kram otot, detak jantung tidak teratur, urine berwarna gelap, dan bahkan bau bawang putih pada napas.
Untungnya, dalam kasus keracunan di Ketapang, kondisi korban berangsur membaik setelah mendapat penanganan medis. Bahkan, mereka sudah dipulangkan.