Apa Itu HACCP? dr. Tan Shot Yen Heran Ahli Gizi SPPG MBG Tak Paham Istilah Penting Ini

Nur Khotimah Suara.Com
Jum'at, 26 September 2025 | 14:15 WIB
Apa Itu HACCP? dr. Tan Shot Yen Heran Ahli Gizi SPPG MBG Tak Paham Istilah Penting Ini
Dr. Tan Shot Yen (Youtube.com/DPR RI)

Suara.com - Ahli Gizi Masyarakat, dr. Tan Shot Yen, menyoroti kualitas tenaga ahli gizi yang berada di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di bawah program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menurutnya, banyak ahli gizi yang ditempatkan di sana masih minim pengalaman dan parahnya tidak menguasai pengetahuan dasar yang krusial.

"Lebih lucu lagi mereka nggak ngerti ditanya apa itu HACCP. Hah, HACCP hewan apa itu? Lho, ahli gizi kok nggak ngerti?" ungkap dr. Tan dengan nada heran dikutip dari kanal YouTube DPR RI.

Pernyataan ini sontak menjadi perbincangan hangat, terutama di kalangan profesional kesehatan dan masyarakat yang peduli akan kualitas makanan yang disajikan untuk anak-anak sekolah.

Lantas apa itu sebenarnya HACCP? Simak penjelasan berikut ini.

Apa Itu HACCP?

dr Tan Shot Yen kritik keras menu MBG di DPR (YouTube/DPR RI)
dr Tan Shot Yen kritik keras menu MBG di DPR (YouTube/DPR RI)

HACCP adalah singkatan dari Hazard Analysis and Critical Control Points, sebuah sistem manajemen keamanan pangan yang diakui secara internasional.

Lebih dari sekadar akronim, HACCP adalah sebuah kerangka kerja preventif yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya potensial dalam proses produksi makanan mulai dari bahan baku, pengolahan, hingga sampai di tangan konsumen.

Bagi seorang ahli gizi, pemahaman tentang HACCP ibarat pengetahuan wajib bagi seorang dokter tentang anatomi tubuh.

Hal ini adalah fondasi untuk memastikan bahwa makanan yang disiapkan tidak hanya bergizi, tetapi juga aman dari berbagai risiko biologis (seperti bakteri), kimia (logam berat), maupun fisik (serpihan kaca atau benda asing lainnya).

Baca Juga: Apakah Ikan Hiu Boleh Dikonsumsi? Jadi Lauk MBG yang Bikin Puluhan Siswa Keracunan

dr. Tan Shot Yen menjelaskan bahwa minimnya pengetahuan ini menunjukkan bahwa para ahli gizi muda di SPPG memiliki jam terbang yang masih kurang.

Hal ini tercermin dari kecenderungan mereka yang hanya fokus pada perhitungan kalori, tanpa memperhatikan kualitas gizi dan keamanan makanan secara holistik.

"Yang ditayangkan biasanya cuman hitung-hitungan kalori. Kalorinya cukup. Tapi kualitasnya? Ya, anak sekarang bilang kualitasnya ngehe," sindir dr. Tan.

Bagaimana HACCP Bekerja?

Tujuan utama dari penerapan HACCP adalah melindungi konsumen dari risiko keracunan makanan dan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Sistem ini bekerja secara sistematis melalui 7 prinsip utama:

  1. Analisis Bahaya: Mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi.
  2. Menentukan Titik Kendali Kritis (Critical Control Points/CCP): Menetapkan tahapan dalam proses produksi di mana bahaya bisa dikendalikan.
  3. Menentukan Batas Kritis: Menetapkan batasan yang harus dipenuhi di setiap CCP.
  4. Memantau CCP: Melakukan pemantauan secara rutin untuk memastikan semua batas terpenuhi.
  5. Tindakan Koreksi: Menentukan langkah yang harus diambil jika terjadi penyimpangan.
  6. Verifikasi: Memastikan sistem HACCP berjalan efektif.
  7. Dokumentasi: Mencatat semua prosedur dan hasil pemantauan sebagai bukti kepatuhan.

Di Indonesia, penerapan HACCP diatur dalam regulasi seperti Peraturan Kepala BPOM Nomor 11 Tahun 2019.

Hal ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah dalam menjamin keamanan pangan, terutama untuk produk yang diekspor atau dikonsumsi secara massal.

Kasus keracunan massal yang sempat mencuat dalam program MBG belakangan ini menjadi bukti nyata betapa krusialnya pengawasan keamanan pangan yang ketat.

Jika tenaga ahli gizi yang berada di garis depan tidak memahami HACCP, risiko semacam ini akan terus mengintai.

Secara singkat, HACCP adalah jaminan bahwa makanan yang disajikan tidak hanya lezat dan bergizi, tetapi juga bebas dari ancaman yang tidak terlihat. Bagi para ahli gizi, penguasaan sistem HACCP merupakan tanggung jawab moral dan profesional.

Kontributor : Trias Rohmadoni

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI