- Survei Ipsos 2024 ungkap daftar profesi yang paling tidak dipercaya oleh masyarakat global.
- Politisi dan influencer media sosial menempati posisi puncak dengan tingkat kepercayaan paling rendah.
- Kepercayaan publik ternyata jadi faktor krusial yang melampaui popularitas dan jabatan mentereng.
Suara.com - Siap-siap terkejut, karena daftar pekerjaan alias profesi yang paling tidak dipercaya masyarakat baru saja dirilis, dan hasilnya mungkin membuatmu mengernyitkan dahi.
Kita tidak hanya bicara soal integritas, tapi juga soal bagaimana sebuah profesi dipandang oleh puluhan ribu orang di seluruh dunia.
Mari kita bedah satu per satu, profesi mana saja yang punya pekerjaan rumah besar untuk mengembalikan kepercayaan publik.
Ketika Jabatan Tak Lagi Jadi Jaminan
Sebuah survei global yang dilakukan Ipsos Global Trustworthiness Index 2024 pada 24 Mei hingga 7 Juni 2024 terhadap lebih dari 23 ribu orang di 32 negara menyajikan fakta menarik.
Di tengah sorotan tajam publik, integritas menjadi mata uang yang paling berharga bagi setiap profesi.
Hasilnya? Beberapa pekerjaan yang sering kita lihat di panggung utama justru berada di dasar jurang kepercayaan.
Laporan Ipsos ini seolah menjadi cermin bagi kita semua, bahwa gelar dan jabatan tinggi tak otomatis membeli kepercayaan.
Daftar Hitam Profesi yang Diragukan Publik
Baca Juga: Sentilan Dandhy Laksono Agar Para Pejabat Berbenah: Jangan Tunggu Jadi Seperti Eko Patrio

Penasaran siapa saja yang menempati posisi paling tidak dipercaya? Hasil survei ini mungkin akan membuatmu berpikir dua kali tentang citra sebuah pekerjaan.
Berikut adalah rinciannya:
- Politisi (15 persen):
Bukan rahasia lagi, profesi ini secara konsisten berada di posisi terendah. Survei menemukan, "hanya 15 persen responden yang menyatakan kepercayaan kepada politisi." Ini adalah sinyal kuat bahwa janji dan realita seringkali tak sejalan di mata masyarakat.
- Influencer Media Sosial (15 persen):
Mengejutkan? Mungkin tidak. Profesi yang sedang naik daun ini ternyata berbagi tempat dengan politisi. Menurut survei, "politisi dan influencer menjadi yang paling tidak dipercaya." Konten yang sering dianggap tidak otentik menjadi salah satu penyebab utamanya.
- Eksekutif Periklanan (19 persen):
Dianggap sebagai "penjual mimpi", para petinggi di dunia iklan ini juga kesulitan mendapatkan kepercayaan. Hanya 19 persen responden yang merasa bisa memercayai mereka, mungkin karena publik semakin cerdas memilah mana promosi dan mana fakta.
- Pejabat Pemerintah (20 persen):
Sedikit lebih baik dari politisi, namun masih dalam zona merah. Birokrasi yang rumit dan dugaan praktik korupsi membuat kepercayaan publik terhadap abdi negara ini tetap rendah.