5 Fakta Pelajar di Cihampelas Mual Hingga Meninggal Dunia, Usai Makan MBG?

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 02 Oktober 2025 | 14:49 WIB
5 Fakta Pelajar di Cihampelas Mual Hingga Meninggal Dunia, Usai Makan MBG?
Ilustrasi MBG. [Ist]

Suara.com - Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan di Kabupaten Bandung Barat setelah beredarnya berita mengenai meninggalnya Bunga Rahmawati, seorang siswi kelas XII SMKN 1 Cihampelas.

Kematian Bunga pada Selasa, 30 September 2025, ini menjadi sorotan karena terjadi tak lama setelah kasus keracunan massal yang dialami ratusan siswa di sekolahnya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Meskipun kabar di media sosial mengaitkan langsung kematian Bunga dengan keracunan MBG, sejumlah fakta dari pihak sekolah dan dinas kesehatan menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam menyimpulkan.

Berikut adalah 5 fakta penting yang perlu diketahui terkait kasus meninggalnya Bunga Rahmawati:

1. Siswi Memang Konsumsi MBG, Namun Tidak Terdaftar Korban Awal

Bunga Rahmawati dipastikan merupakan salah satu penerima manfaat dan turut mengonsumsi paket MBG pada Rabu, 24 September 2025, saat peristiwa keracunan massal terjadi.

Namun, pihak sekolah, melalui seorang guru bernama Dady, menegaskan bahwa Bunga tidak tercatat dalam daftar 121 siswa yang segera mengalami gejala dan ditangani di posko, Puskesmas, maupun rumah sakit pada hari kejadian.

Hal ini menjadi poin penting bahwa Bunga tidak mengalami reaksi langsung dan parah seperti korban keracunan lainnya.

2. Jeda Waktu Gejala Cukup Panjang: Baru Muncul 4-5 Hari Setelah Konsumsi

Baca Juga: Rocky Gerung 'Semprot' Program MBG: Bukan Generasi Emas, Malah Jadi 'Racun' yang Meneror Sekolah

Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaidah, dan Camat Cihampelas, Agus Rudiyanto, menyampaikan bahwa Bunga baru merasakan gejala mual dan pusing, yang mirip dengan keracunan, pada Senin malam (29/9/2025) atau sekitar 5 hari setelah konsumsi MBG.

Sebelumnya, Bunga bahkan masih masuk sekolah seperti biasa. Jeda waktu yang cukup lama antara konsumsi makanan dan munculnya gejala ini menimbulkan keraguan di kalangan tenaga medis mengenai pemicu utamanya.

3. Belum Ada Kaitan Langsung, Dinas Kesehatan dan Komdigi Beri Bantahan

Klaim yang beredar di media sosial seperti Twitter/X yang menyebut siswa meninggal karena MBG telah dibantah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, dr. Lia N. Sukandar, menyatakan bahwa penyebab kematian Bunga bukan berasal dari program MBG karena almarhumah tidak termasuk dalam daftar korban keracunan massal sebelumnya.

Senada dengan itu, pihak Komdigi (Komunikasi Digital) juga turut menepis klaim tersebut, menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks atau tidak benar. 

Komdigi menegaskan bahwa adanya jeda waktu yang jauh (4-5 hari) serta tidak adanya gejala pada hari kejadian membuat hubungan kausalitas langsung dengan MBG belum bisa dibuktikan.

Hal ini membuka kemungkinan adanya faktor lain, seperti makanan yang dikonsumsi Bunga di luar program tersebut.

4. Kondisi Memburuk Mendadak dan Meninggal Dalam Perjalanan

Menurut keterangan Camat Cihampelas, Bunga sempat mengeluhkan mual dan pusing hingga akhirnya kondisinya memburuk dengan cepat pada Selasa siang (30/9/2025).

Setelah pulang sekolah pada hari Selasa, Bunga mulai mengalami kondisi kritis, bahkan ditemukan oleh adiknya dengan mulut berbusa.

Walau sempat dilarikan ke bidan terdekat dan disarankan dirujuk ke RSUD Cililin, Bunga akhirnya meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.

5. Pihak Keluarga Belum Beri Keterangan Resmi Riwayat Kesehatan

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak keluarga Bunga mengenai riwayat kesehatan almarhumah sebelum meninggal dunia.

Informasi ini penting untuk mengungkap faktor pasti yang menyebabkan kematian. Walaupun gejala yang dialami mengarah ke keracunan, tanpa data medis lengkap atau keterangan keluarga, proses penelusuran penyebab pasti kematian Bunga semakin sulit untuk diverifikasi dan dikaitkan secara definitif dengan program MBG.

Kontributor : Rizqi Amalia

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI