Suara.com - Kualitas dua pesantren legendaris di Jawa Timur, Pondok Pesantren Tebuireng dan Al Khoziny kini tengah jadi perbincangan.
Ponpes Tebuireng di Jombang dikenal dengan bangunan modern dan fasilitas yang tertata rapi, sementara Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo justru disorot usai insiden robohnya bangunan beberapa waktu lalu.
Kualitas keduanya pun dinilai jomplang, hingga Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo turun tangan menyoroti pentingnya standar keamanan di lingkungan pesantren.
Dody menilai kualitas banyak pesantren di Indonesia masih jauh dari standar, kecuali beberapa yang dinilai ideal seperti Ponpes Tebuireng di Jombang.
Pernyataan itu langsung membuat publik membandingkan dua pesantren legendaris tersebut.
Namun, di balik perbandingan itu, ada fakta menarik yang jarang diketahui. Ternyata, pendiri Ponpes Tebuireng dulunya pernah menimba ilmu di lingkungan pesantren yang berakar dari Ponpes Al Khoziny. Berikut ulasan lengkapnya.
Siapa Pendiri Ponpes Tebuireng?

Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh KH Muhammad Hasyim Asy'ari pada 8 Agustus 1899 di Jombang, Jawa Timur.
Beliau adalah ulama besar pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional atas jasanya dalam menyebarkan ilmu dan membangun pendidikan Islam di Indonesia.
KH Hasyim Asy'ari mendirikan Tebuireng saat kondisi masyarakat sekitar masih banyak terpengaruh kebiasaan buruk akibat pengaruh pabrik gula milik asing.
Baca Juga: Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
Dengan tekad memperbaiki akhlak umat, beliau membangun pesantren sederhana dari anyaman bambu yang kemudian berkembang pesat menjadi pusat pendidikan Islam terkemuka.
Namun, yang menarik, KH Hasyim Asy'ari ternyata memiliki hubungan keilmuan dengan pesantren-pesantren tua di Sidoarjo, termasuk Al Khoziny dan Siwalanpanji.
Di lingkungan pesantren inilah beliau menimba ilmu sebelum akhirnya mendirikan Tebuireng dan melahirkan banyak santri yang kelak menjadi tokoh penting di berbagai daerah.
Ponpes Al Khoziny: Pesantren Tua yang Melahirkan Banyak Ulama Besar
Pondok Pesantren Al Khoziny yang terletak di Desa Buduran, Sidoarjo, dikenal sebagai salah satu pesantren tertua di Jawa Timur.
Didirikan oleh KH Raden Khozin Khoiruddin atau Kiai Khozin Sepuh pada sekitar tahun 1915 hingga 1920, pesantren ini awalnya dibangun sebagai tempat belajar dan tinggal bagi putranya, KH Moch Abbas, setelah pulang dari Mekkah.