Dari Keseimbangan Rumah Tangga ke Konservasi Hutan: Kisah Pemberdayaan Perempuan Penanam Pohon

Dinda Rachmawati Suara.Com
Jum'at, 28 November 2025 | 16:05 WIB
Dari Keseimbangan Rumah Tangga ke Konservasi Hutan: Kisah Pemberdayaan Perempuan Penanam Pohon
Dari Keseimbangan Rumah Tangga ke Konservasi Hutan: Kisah Pemberdayaan Perempuan Penanam Pohon (Dok. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Program AIA menanam 40.000+ pohon dan memberdayakan perempuan sebagai ranger yang merawat dan memantau hutan Leuser.
  • Perempuan berperan besar dalam konservasi: menanam, menjaga bibit, dan mendapat manfaat ekonomi serta peningkatan kapasitas.
  • Kolaborasi AIA dan Sejauh Mata Memandang memulihkan lahan 10 hektar di Leuser sambil memperkuat komunitas lokal, terutama perempuan.

Suara.com - Dalam banyak budaya di Indonesia, perempuan kerap disebut sebagai penjaga kehidupan. Mereka merawat keluarga, mengelola pangan, dan menjaga keseimbangan dalam lingkup rumah tangga.

Namun, peran mereka tak berhenti di sana. Dalam isu lingkungan yang semakin mendesak, perempuan menjadi garda depan upaya penyelamatan bumi, mulai dari pengelolaan sampah, pelestarian sumber daya air, hingga aksi konservasi hutan. 

Ketika alam terluka, perempuan sering merasakan dampaknya paling dulu; dan karena itu pula, mereka bangkit menjadi bagian dari solusi.

Semangat inilah yang turut menghidupkan program Penanaman Pohon “AIA Sehat Untuk Negeri”, inisiatif yang sejak 2023 telah menanam lebih dari 40.000 pohon di lima provinsi di Indonesia. 

Program ini berkontribusi pada restorasi ekosistem dan diperkirakan mampu menyerap 465 ton karbon per tahun, sekaligus menyediakan habitat alami bagi berbagai spesies. 

Namun, dampak terbesarnya tidak hanya terukur dari jumlah pohon yang tumbuh, melainkan dari manusia yang terlibat di balik hutan yang kembali hijau—terutama kaum perempuan.

Dalam pengembangan terbaru, AIA berkolaborasi dengan Sejauh Mata Memandang untuk mengelola konservasi lahan seluas 10 hektar di Leuser, Aceh. 

Di sinilah peran perempuan sebagai ranger semakin terlihat. Mereka tidak hanya ikut menanam, tetapi juga memantau perkembangan setiap pohon, memastikan bibit yang ditanam tumbuh sehat, serta menjadi penghubung antara komunitas dan upaya konservasi. 

Bersama petani lokal, perempuan mengambil peran penting dalam pembibitan, pemeliharaan, hingga monitoring lapangan, tugas yang membutuhkan ketelitian, ketekunan, dan komitmen jangka panjang.

Baca Juga: Ges Akhmad Wiyagus: Perempuan adalah Fondasi Ketahanan Keluarga ASN

Bagi banyak perempuan di desa sekitar hutan Leuser, keikutsertaan ini bukan sekadar pekerjaan tambahan. Ini adalah bentuk pemberdayaan yang membuka akses ekonomi, memperkuat posisi mereka dalam komunitas, dan yang paling penting, memberi mereka ruang untuk berkontribusi langsung pada perlindungan alam. 

Melalui pelatihan budidaya bibit, teknik pemeliharaan, dan pemantauan pertumbuhan pohon, pengetahuan mereka berkembang, begitu pula rasa memiliki terhadap hutan yang mereka jaga.

Chief Marketing Officer AIA, Kathryn Parapak, menegaskan bahwa pelibatan perempuan merupakan bagian dari nilai keberlanjutan yang mereka usung. 

Program ini, kata dia adalah wujud nyata komitmen AIA untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat, sesuai dengan prinsip keberlanjutan yang kami usung. 

"Kami ingin mengajak masyarakat menjaga kesehatan secara menyeluruh dari segi fisik, mental, finansial, dan lingkungan karena alam memengaruhi semua aspek kehidupan. Pohon dan proteksi asuransi memiliki kesamaan—keduanya memberi perlindungan bagi yang kita cintai,” ujarnya.

Sementara itu, Chitra Subyakto, Founder Sejauh Mata Memandang, melihat kontribusi perempuan sebagai bagian penting dari pendekatan konservasi yang menyentuh tidak hanya aspek ekologi, tetapi juga sosial. 

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI