Cara Baru Menjaga Dunia Digital Tetap Ramah Bumi

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:08 WIB
Cara Baru Menjaga Dunia Digital Tetap Ramah Bumi
Ilustrasi dunia digital ramah bumi. (Freepik)
Baca 10 detik
  • Kemajuan digital yang kita nikmati setiap hari ternyata memiliki tantangan besar—energi panas dan konsumsi air dari pusat data.
  • Kini, inovasi pendinginan cerdas hadir untuk menekan dampak lingkungan dengan cara efisien dan berkelanjutan.
  • Teknologi ini menjadi langkah penting menuju era digital yang tidak hanya cepat dan pintar, tapi juga ramah bumi.

Suara.com - Pernahkah kita berpikir, bagaimana semua hal digital yang kita lakukan setiap hari—dari scroll TikTok tanpa henti, meminta saran ke ChatGPT, hingga meeting online—bisa berjalan begitu mulus? Di balik layar, semua itu ditopang oleh sebuah “kota digital” raksasa bernama pusat data (data centre).

Pusat data inilah yang menjadi jantung dunia digital modern, tempat miliaran informasi disimpan dan diproses setiap detik. Namun di balik kecanggihannya, ada tantangan besar yang jarang disadari: pusat data sangat panas dan haus energi.

Semakin cepat teknologi berkembang, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI), semakin besar pula energi dan air yang dibutuhkan untuk mendinginkan server-servernya. Di kawasan seperti Singapura, proses pendinginan saja bahkan bisa menyedot hampir separuh dari total daya pusat data!

Kini, muncul pertanyaan penting: bagaimana menjaga agar dunia digital tetap berkembang tanpa mengorbankan kelestarian bumi?

Dari Panas Menjadi Peluang

Kabar baiknya, masa depan digital yang berkelanjutan bukan lagi sekadar mimpi. Dalam sebuah langkah inovatif yang diperkenalkan di Singapura, Ecolab, perusahaan yang dikenal ahli dalam keberlanjutan, membawa sebuah solusi cerdas: 3D TRASAR™ untuk Direct-to-Chip Liquid Cooling.

Jika server adalah atlet yang berlari kencang, teknologi ini adalah monitor kesehatan super canggih yang melekat langsung ke "otak" atlet itu (chip). Daripada menyiramkan air es ke seluruh stadion (mendinginkan seluruh ruangan), teknologi ini bekerja langsung di sumber panasnya.

Fungsinya sederhana namun vital: Ia memantau kesehatan cairan pendingin secara real-time—mulai dari suhunya, tingkat keasamannya, hingga alirannya—memastikan chip tetap "sehat" dan bekerja dalam kondisi puncak.

Menciptakan AI yang Bertanggung Jawab

Baca Juga: Mewaspadai Risiko Dunia Digital, Mengapa Fitur Pelibatan Keluarga di TikTok Penting bagi Orang Tua?

Ecolab membawa 3D TRASAR™ untuk Direct-to-Chip Liquid Cooling. (dok. Ecolab)
Ecolab membawa 3D TRASAR™ untuk Direct-to-Chip Liquid Cooling. (dok. Ecolab)

Inovasi ini mengubah data centre dari monster yang haus sumber daya menjadi ekosistem digital yang bijak.

Seperti yang ditekankan oleh Gregory Lukasik, CEO & Senior Vice President of Ecolab Southeast Asia, ini adalah tentang pertumbuhan yang bertanggung jawab.

“AI membuka peluang pertumbuhan baru, asalkan kita dapat menciptakan sistem yang dapat menggunakan kembali air dan energi secara berkelanjutan. Inovasi ini memastikan setiap tetes air dan setiap watt energi yang digunakan pusat data benar-benar optimal, bukan terbuang sia-sia,” ujarnya.

Ini berarti setiap layanan cloud dan setiap algoritma AI yang kita nikmati didukung oleh teknologi yang selaras dengan ambisi keberlanjutan global, mendukung visi Smart Nation dan Singapore Green Plan 2030.

Jejak Digital yang Lebih Ringan

Pada akhirnya, peluncuran teknologi pendinginan ini jauh lebih dari sekadar urusan hardware. Ini adalah cerita tentang bagaimana kemajuan digital bisa berjalan beriringan dengan komitmen kita terhadap Bumi.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI