- Perayaan HDI 2025 di SLB N Cilacap menampilkan kisah-kisah inspiratif yang menunjukkan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk meraih mimpi.
- Alumni dan siswa, seperti Fitri Sumarni dan Halimah, membuktikan bahwa ketekunan dan kreativitas mampu membuka peluang baru.
- Acara ini menegaskan pentingnya ruang inklusif agar talenta anak-anak disabilitas dapat tumbuh dan bersinar.
Suara.com - Di SLB N Cilacap, peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada 3 Desember 2025 bukan sekadar seremoni tahunan. Ia berubah menjadi ruang hangat tempat mimpi, kerja keras, dan keberanian ditampilkan tanpa topeng.
Dengan tema “Memperkuat Kepemimpinan Penyandang Disabilitas untuk Masa Depan yang Inklusif dan Berkelanjutan,” acara ini menjadi cermin bahwa setiap siswa memiliki kisahnya sendiri untuk dibagikan, dan setiap kisah punya kekuatan untuk menginspirasi yang lain.
Salah satu yang paling menyentuh adalah perjalanan hidup Fitri Sumarni, alumni tunanetra yang kini menjadi pengajar di SLB N Kroya. Ia bercerita di depan adik-adiknya—tanpa nada dramatis, tetapi justru dengan ketenangan yang menggugah.
Fitri pernah gagal dua kali saat mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Namun ia tak pulang membawa kecewa; ia pulang membawa tekad yang lebih keras. Pada percobaan ketiganya, ia akhirnya diterima di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Kini, ia kembali ke dunia pendidikan sebagai sosok yang menyalakan harapan lewat keteladanan.
Tak kalah inspiratif, Halimah, siswa tunarungu, menunjukkan bakatnya yang kuat di bidang grafis. Selama ini ia dikenal pendiam, tetapi karyanya bersuara lantang.
Halimah berkolaborasi dengan rekannya, seorang penyandang disabilitas daksa yang memiliki kemampuan storytelling. Bersama, mereka menciptakan komik strip digital yang mulai dipublikasikan secara online—proyek yang bukan hanya menampilkan kreativitas, tetapi juga membuka peluang cuan dari karya mereka. Mereka berdua menjadi bukti bahwa ruang berkarya bagi disabilitas tidak lagi sempit.
Di Balik Semua Kisah, Ada Lingkaran Dukungan yang Tak Putus
Di balik kemajuan para siswa, ada ekosistem yang ikut tumbuh bersama mereka. Salah satu pihak yang terus hadir adalah Production Unit Cilacap melalui Program Pertamina Sahabat Difabel.
Sejak 2020, program ini menyalurkan bantuan pendidikan berkelanjutan bagi sekolah luar biasa, termasuk teknologi informasi, perpustakaan digital, hingga sarana keterampilan.
Baca Juga: Suara Penyandang Disabilitas di Forum Iklim: Tuntutan Keadilan di Tengah Krisis
Tahun ini, paket alat keterampilan—mulai dari boga, tata busana, hingga grafis—kembali diserahkan untuk memperkuat program unggulan sekolah.
Menurut Operation Head Production Unit Cilacap, Agoes Poernomo, dukungan tersebut adalah komitmen jangka panjang dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi penyandang disabilitas.
“Mulai dari perlengkapan teknologi informasi, perpustakaan digital, hingga sarana keterampilan, seluruh bantuan diarahkan agar sekolah mampu mencetak lebih banyak siswa berprestasi dan mandiri,” ujarnya.
Dukungan ini disambut hangat oleh Plt. Kepala SLB N Cilacap, Dra. Masripah, M.M.Pd, yang menyebut bahwa fasilitas lebih memadai membuat siswa semakin bersemangat.
“Prestasi tingkat provinsi hingga nasional mulai bermunculan dari siswa didik kami. Hari ini, beberapa alumni terbaik pun hadir untuk menginspirasi adik-adiknya,” ungkapnya.
Pada akhirnya, HDI tahun ini bukan hanya tentang perayaan. Ia adalah pengingat bahwa inklusivitas memberi ruang bagi kemampuan untuk bertumbuh. Ketika kesempatan dibuka seluas-luasnya, anak-anak difabel membuktikan bahwa mereka bisa melompat jauh, bahkan lebih tinggi dari yang sering dibayangkan dunia.