Suara.com - Besarnya liputan dan percakapan tentang Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di hari pertama kampanye terbuka, dijadikan modal untuk berkomunikasi dengan pemilih secara lebih intensif.
Seperti diketahui, lembaga monitoring Awesometrics merilis PKS merupakan partai paling populer pada kampanye perdana, Minggu (16/3/2014).
Peneliti Awesometrics, Ridho Rahman, mengatakan kampanye PKS yang menghadirkan ratusan ribu orang telah menjadi pusat perhatian media.
Sekretaris Bidang Humas DPP PKS Dedi Supriadi menyatakan popularitas PKS dalam pemberitaan di media dan dunia maya akan ditindaklanjuti dengan komunikasi intensif di lapangan.
“Kami tahu pemanfaat media sosial yang paling besar adalah pemilih pemula dan mereka yang lahir di atas tahun 1980-an. Nah, merekalah influencers (pemberi pengaruh) kepada masyarakat yang akan menyampaikan visi dan perjuangan PKS dari pintu ke pintu atau door to door,” ujar Dedi dalam pernyataan pers yang diterima suara.com.
PKS, tambah Dedi, memang tidak memiliki media publik yang bisa dimanfaatkan untuk publikasi partai secara masif sebagaimana beberapa partai peserta pemilu yang pimpinannya memiliki media TV, radio, cetak, dan online.
Namun ia yakin, kini masyarakat punya pilihan media yang menjadi alternatif untuk mendapatkan data pembanding, yaitu media sosial.
“Contoh dalam kasus korupsi, ternyata terbukti PKS paling kecil jumlah kasus korupsi di antara partai-partai peserta pemilu 2014 lainnya,” ujar Dedi merujuk data yang dikeluarkan akun twitter @KPKWatch_RI.
Meski demikian, Dedi yang juga caleg DPRD DKI dari Jakarta Pusat ini, meyakinkan bahwa PKS tidak menoleransi kasus korupsi di partainya.
Ia mengingatkan bahwa pada sedikit kasus dugaan korupsi, pejabat PKS terkait langsung mengundurkan diri. “Kami hanya ingin masyarakat makin cerdas dalam memilih seraya berharap ekspos yang adil dan bermartabat dari media,” kata Dedi.