Suara.com - Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, menyambut tawaran Amerika Serikat untuk mengirim sebuah tim yang akan membantu pemerintah negara Afrika itu mencari ratusan gadis belia yang diculik militan garis keras Boko Haram, demikian dikatakan departemen luar negeri AS, Selasa (6/5/2014).
Juru bicara departemen luar AS, Jen Psaki, mengatakan kedutaan AS di Nigeria sedang bersiap-siap membentuk sebuah sel kordinasi, yang di dalamnya akan melibatkan militer dan penegak hukum. Personel yang terlibat akan mempunyai kemampuan khusus dalam bidang penyelidikan dan negosiasi pembebasan sandera.
"Presiden Jonathan menerima tawaran Menteri Luar Negeri (John) Kerry untuk mengirim sebuah tim ke Nigeria, untuk membahas cara AS memberikan bantuan bagi Nigeria untuk mengatasi masalah ini," jelas Psaki.
AS bukan satu-satunya yang menawarkan bantuan bagi Nigeria. Inggris, lewat menteri luar negeri William Hague sebelumnya sudah menawarkan "bantuan praktis" bagi Nigeria.
"Apa yang terjadi di sana...tindakan Boko Haram untuk menggunakan gadis-gadis sebagai rampasan perang, rampasan terorisme, sangat menjijikkan," ujar Hague.
Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan Boko Haram bahwa aksi bejat mereka itu melanggar hukum internasional tentang perbudakan dan perbudakan seks. Para pemimpin Boko Haram bisa didakwa sebagai penjahat kemanusiaan oleh mahkamah internasional.
Boko Haram menculik lebih dari 200 gadis sekolah bulan lalu dan mengancam akan menjual mereka sebagai budak. Tidak hanya itu, pada Selasa polisi Nigeria melaporkan sudah ada delapan gadis lain yang diculik kelompok garis keras tersebut. (Reuters)