Suara.com - Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemantapan Pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 yang berlangsung di Istana Bogor, Jawa Barat, hari ini, Selasa (3/6/2014), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyentil sikap pers.
Kepala Negara mengingatkan pers adalah milik publik dan hadir untuk kepentingan publik. "Bukan cuma milik pemilik modal, bukan sesuai dengan kepentingan pemilik media atau kalangan tertentu," demikian disampaikan Kepala Negara.
Presiden SBY menilai sikap pers menjelang Pemilu Presiden 2014 sudah terbelah. "Mungkin saya salah, pers dan media kita sudah terbelah. Coba simak. Yang paling mudah, simak Metro TV dan TV One," kata Presiden SBY yang kemudian disambut tawa hadirin.
Setelah berkata demikian, Presiden SBY mengomentari reaksi para wartawan yang tengah meliput acara rakornas. "Teman-teman para wartawan yang ada di depan kita. Beliau pada tersenyum dan tertawa," tambah Kepala Negara yang disambut tawa hadirin lagi.
Menurut Presiden, pers sudah dikapling-kapling sejak pelaksanaan Pemilu Legislatif 9 April 2014.
Presiden mengajak insan pers tetap melakukan siaran secara akurat dan konstruktif. Ia mengaku paham hal tersebut sulit untuk direalisasikan, tapi ia yakin pers tetap memiliki semangat untuk mewujudkan Pemilu Presiden yang damai, tertib, adil, dan demokratis.
Presiden berjanji, meski nanti tidak lagi menjabat Kepala Negara, tidak akan berhenti untuk mengingatkan pers untuk tetap fair, akurat, dan konstruktif dalam pemberitaan.
"Jangan sampai lebih banyak lagi masyarakat jadi korban pemberitaan pers yang tak akurat," katanya.
Presiden mengingatkan perjuangan untuk mencapai reformasi tahun 1998 dan kebebasan pers cukup berat. Sekarang kebebasan pers sudah didapatkan dan harus digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan publik. (sj)