Presiden SBY: Selamatkan Negara Kita dari Lautan Fitnah

Achmad Sakirin Suara.Com
Selasa, 03 Juni 2014 | 15:48 WIB
Presiden SBY: Selamatkan Negara Kita dari Lautan Fitnah
Presiden SBY (kedua kiri) didampingi Wapres Boediono (kiri) menghadiri pembukaan rakornas pemantapan Pilpres di Sentul, Bogor, Jabar, Selasa (3/6). [Antara/Andika Wahyu]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 tidak mengumbar "kampanye hitam" dan menjadikannya lautan fitnah.

Hal itu diungkapkan Presiden Yudhoyono dalam rapat koordinasi pemantapan pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden 2014 di Sentul, Bogor, Selasa (3/6/2014).

"Dalam pelaksanaan pemilu, suhu politik pasti meningkat, memanas, dan akhirnya panas. Itu hukum politik di negara mana pun, dalam kesempatan di era apa pun. Karena itu, cegah tindakan-tindakan yang bisa menimbulkan kecurigaan dan tuduhan tidak perlu apalagi kalau lantas menimbulkan fitnah. Mari kita selamatkan negara kita tidak menjadi lautan fitnah," kata Presiden Yudhoyono.

Rapat koordinasi tersebut diikuti oleh para pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pemilihan presiden yaitu gubernur, bupati dan wali kota, pangdam, kapolda, pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Mabes TNI, Kejaksaan Agung, Mabes Polri, pengurus Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan panwaslu kabupaten dan kota seluruh Indonesia, serta institusi terkait.

Presiden mengatakan, fitnah merupakan musuh bagi semua agama.

"Fitnah lebih kejam dari pembunuhan," katanya.

Presiden mengatakan kampanye negatif pasti terjadi di negara mana pun, dalam pemilu apa pun, tapi 'black campaign' (kampanye hitam) atau fitnah, sebaiknya tidak dilakukan.

"Masyarakat belum tentu tahu itu fitnah atau 'black campaign', barangkali ada yang percaya seolah-olah itu benar, kalau itu kita lakukan berarti kita berdosa, kita bersalah karena saudara kita mendapatkan info yang tidak pernah ada kebenarannya," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI