Penangkapan Teroris, Kapolsek Akui Sering Sarapan di Sebelah TKP

Achmad Sakirin Suara.Com
Minggu, 10 Agustus 2014 | 14:00 WIB
Penangkapan Teroris, Kapolsek Akui Sering Sarapan di Sebelah TKP
Anggota polisi menjaga rumah terduga teroris, Sukardi di Dusun Gendingan, Widodaren, Ngawi, Jatim.[Antara/Siswowidodo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepolisian Sektor Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, menyatakan dengan ditangkapnya A pada Sabtu (9/8/2014) malam, maka sejak 2009 sudah dua kali penindakan oleh polisi terhadap terduga teroris di wilayah hukumnya.

Kedua kasus tersebut seluruhnya terjadi di Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, yang merupakan wilayah perbatasan DKI Jakarta, Kabupaten Bogor, dan Depok.

Sebelumnya, pada 8 Agustus 2009, Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggerebek sebuah rumah persembunyian teroris di Perumahan Puri Nusaphala Blok D 12 RT 04/012, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih.

Petugas menembak mati dua orang diduga teroris pembuat bom terkait peledakan di JW Marriott dan Ritz Carlton yakni Air Setiawan dan Eko Peyang, merupakan jaringan teroris Nurdin M Top.

Rumah yang diserbu itu diduga menjadi rumah perlindungan teroris Noordin M Topdan jaringannya untuk menyimpan barang peledak, merakit bom, dan tempat bom mobil.

Dalam pengerebekan itu, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain Mitsubishi "pick up" merah yang akan dijadikan sebagai bom mobil, DaihatsuXenia, sejumlah bahan peledak seberat kurang lebih 100 kg, sejumlah peluru laras panjang, dan empat rangkaian bom pipa paralon, serta bahan pembuat bom lainnya.

Peristiwa penangkapan serupa kembali terjadi pada Sabtu (9/8/2014) malam saat seorang terduga teroris berinisial A ditangkap Tim Densus 88 melalui sebuah operasi penggerebekan di sebuah ruko penjualan makanan kebab RT003 RW01, Jalan Wibawa Mukti, depan Kompleks Telkom Satwika Permai, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih.

A diduga kuat merupakan penyokong dana aktivitas teroris di Aceh sejak 2010 lalu dan telah lama menjadi incaran polisi hingga akhirnya tertangkap saat tengah berkunjung ke rumah kerabatnya tersebut. Ia langsung digelandang petugas menuju Markas Polda Metro Jaya bersama lima orang saksi lainnya untuk dimintai keterangan.

Menyikapi hal itu, Kapolsek Jatiasih Kompol Imelda Sitohang mengaku bahwa jajarannya mengakui kecolongan dengan adanya penangkapan oleh Tim Densus tersebut.

"Saya akui bahwa kami kecolongan, walaupun upaya pengawasan keamanan wilayah terus kita intensifkan selama ini," katanya.

Imelda mengaku sering sarapan di sebuah warung bubur yang bersebelahan dengan ruko penangkapan terduga teroris A, namun dia tidak menyadari adanya aktivitas yang mencurigakan dari para penghuninya.

"Saya tidak sangka ruko ini akan menjadi lokasi penangkapan terduga teroris. Padahal saya sering membeli sarapan di warung sebelahnya," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI