Suara.com - Prabowo Subianto untuk pertama kalinya sejak pemilihan presiden pada Juli lalu, bertemu dengan rivalnya, presiden terpilih Joko Widodo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat pagi (17/10/2014).
Jokowi yang setelah dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober mendatang resmi menjadi panglima tertinggi militer Indonesia disambut Prabowo, pensiunan jenderal bintang tiga, dengan penghormatan ala militer dan pelukan hangat.
Usai pertemuan yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kedua tokoh yang bertarung sengit dalam pemilihan presiden itu, lalu memberikan keterangan pers di hadapan wartawan yang menunggu sejak pagi.
"Hari ini saya mendapat kehormatan, kedatangan Bapak Joko Widodo yang pada 20 Oktober akan dilantik sebagai presiden. Saya menerima beliau di rumah Almarhum Soemitro, ayahanda saya," kata Prabowo.
"Dalam pertemuan yang penuh persahabatan, saya menyampaikan ucapan selamat atas dilantiknya (Jokowi) menjadi presiden pada tanggal 20 Oktober nanti," imbuh Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Saya menyampaikan bahwa saya yakin beliau seorang patriot. Saya yakin dalam hati yang paling dalam, keingginan kami sama. Keinginan kami adalah kesatuan Indonesia, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI," sambung Prabowo.
"Oleh karena itu saya menyampaikan bahwa partai yang saya pimpin, teman-teman saya, dan pendukung saya, akan saya minta untuk mendukung saudara Joko Widodo dan pemerintahannya ke depan," seru mantan panglima Komando Strategis Angkatan Darat itu.
Meski demikian, Prabowo juga mengingatkan bahwa dukungan itu tidak berarti ia akan tinggal diam jika ada kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
"Jika ada hal-hal yang kami nilai tidak menguntungkan bangsa dan rakyat, kami tidak segan mengeritik dan mengoreksi," tegas Prabowo.
Prabowo juga berbicara tentang persaingan keras dan yang bahkan terkesan kotor dalam pemilihan presiden Juli lalu, yang menurut Prabowo "wajar" tetapi bertujuan untuk kebaikan bangsa.