Mengapa Golkar Pecah Jelang Munas IX?

Siswanto Suara.Com
Rabu, 26 November 2014 | 09:21 WIB
Mengapa Golkar Pecah Jelang Munas IX?
Akbar Tanjung (tengah) dan Aburizal Bakrie (kanan). (Antara/Regina Safri)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Politisi Partai Golkar Chairuman Harahap prihatin dengan perpecahan di internal partainya menjelang musyawarah nasional IX, apalagi sampai terjadi bentrok fisik di kantor DPP Partai Golkar.

"Kita sesalkan sampai ada bentrok seperti itu, tapi juga harus kita lihat persoalannya apa sih sebetulnya," kata mantan Ketua Komisi II DPR RI itu kepada suara.com, Rabu (26/11/2014).

Chairuman menjelaskan persoalan di Golkar sekarang ini terjadi karena adanya pandangan yang berbeda tentang penyelenggaraan Munas IX yang agendanya untuk memilih ketua umum partai.

Seperti diketahui, kubu Aburizal Bakrie menginginkan penyelenggaraan munas dipercepat dan digelar pada 30 November 2014. Sedangkan kubu yang lain yang diwakili oleh Presidium Penyelamat Partai Golkar dengan ketua Agung Laksono, ingin tetap konsisten pada hasil rapat pleno DPP terdahulu, yakni munas digelar Januari 2015.

"Jadi, ini kan karena adanya anggapan bahwa ada suatu rekayasa, yang sebenarnya (munas) kan sudah ditetapkan Januari 2015. Kemudian, diubah sedemikian rupa dengan alasan DPD yang meminta," kata Chairuman.

Menurut Chairuman perubahan waktu penyelenggaraan munas kemudian memicu pertikaian.

"Saya kira itu yang membuat salah. Karena memang ada ketidakkonsistenan di situ. DPP sudah putuskan (Januari) kemudian diubah di rapimnas (Yogyakarta). Kemudian membuat dukungan-dukungan di rapimnas sehingga seolah-olah ini sudah diatur. Kan itu yang jadi suatu kegelisahan," kata Chairuman.

Seperti diketahui, saat ini Golkar pecah gara-gara rebutan kursi ketua umum. Kemarin, terjadi keributan lagi di kantor DPP Partai Golkar. Keributan terjadi saat dua kelompok massa Angkatan Muda Partai Golkar saling lempar batu di depan kantor DPP Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat. Polisi sampai diterjunkan ke lokasi untuk menengahi dan mencegah bentrok susulan.

Keributan kembali terjadi sore hari ketika berlangsung rapat pleno. Itu terjadi ketika Wakil Ketua Umum Partai Golkar Theo L Sambuaga mengetok palu sebagai tanda Munas IX diselenggarakan tanggal 30 November 2014 di Bali. Peserta rapat yang merasa itu sebagai keputusan sepihak, langsung melempari pimpinan rapat dengan botol air mineral dan memecahkan gelas.

Gara-gara insiden tersebut Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno meminta Polri tidak memberikan izin kepada Munas Golkar di Bali sampai situasi Partai Golkar kondusif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI