Jokowi: 'Feeling' Saya, Ada Permainan Harga Beras

Sabtu, 28 Februari 2015 | 16:45 WIB
Jokowi: 'Feeling' Saya, Ada Permainan Harga Beras
Jokowi tinjau raskin (ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencium ada pihak yang ingin memanfaatkan situasi alias 'bermain' dalam tata niaga beras. Tujuannya agar kemudian pemerintah membuka keran impor yang akan menguntungkan pihak-pihak tertentu.

"Feeling saya mengatakan ini ada juga yang mau bermain. Ada yang mau bermain dengan tujuan agar kita impor," kata Presiden Jokowi di Pasar Pagi Rawamangun, Jakarta Timur, Jakarta, Sabtu (28/2/2015).

Ia mengatakan selalu ada yang berusaha memanfaatkan situasi saat melihat cadangan beras Bulog saat ini. Namun Jokowi menegaskan kebijakan impor beras tidak akan ditetapkannya karena sebentar lagi Indonesia akan memasuki musim panen. Soal permainan mafia dalam tata niaga beras, Presiden mengakui hal itu terindikasi sejak dahulu.

"Dari dulu mesti seperti itu, beri waktu kita untuk mengidentifikasi semuanya. Kalau sudah diidentifikasi ada pidananya ya langsung tangkap. Tegas, harus seperti itu. Ini sudah mengganggu namanya," katanya.

Pada kesempatan itu, Presiden mendengarkan keluhan pedagang yang menurut dia memiliki stok cukup. Namun harga 'dipaksa' naik, sehingga penjualan pun menurun.

Ia mengaku sudah mengecek ke para pedagang dan konsumen secara langsung di pasar tersebut dan mendapati harga beras belum turun. Meskipun Presiden telah mengecek di Pasar Beras Cipinang seluruhnya harga telah turun.

"Jadi misalnya kayak beras jamu gendong dari Rp10.300 menjadi Rp9.300, sudah turun seribu. Kemudian yang lain juga dari Rp10.600 menjadi Rp9.300, ini yang di Cipinang sudah turun tapi di pasar, saya cek memang belum tapi saya lihat kalau distribusi dari sana sampai sini sudah sampai, saya kira dua hari tiga hari sudah turun sama dengan Cipinang," katanya.

Sementara soal kualitas beras di Bulog, menurut Jokowi hal itu lebih karena manajemen stok di mana gudang memang harus selalu diatur. "Kalau sudah jangan dibiarkan stok itu terlalu lama, kualitasnya pasti turun, selalu diganti, keluarkan ganti yang baru," katanya.

Hari ini Jokowi mengecek harga beras dengan turun langsung meninjau dua pasar tradisional. Yakni Pasar Pagi Rawamangun dan Pasar Pramuka di Jakarta Timur.

"Saya kira dalam minggu-minggu ini sudah turun, perkiraan saya Rp700,00 sampai Rp1.000,00 sudah turun," katanya.

Ia mengaku dirinya sudah blusukan ke Pasar Beras Cipinang dan mendapati sudah ada penurunan harga beras rata-rata Rp1.000,00 per kilogram. Misalnya, dari Rp10.300,00/kg menjadi Rp9.300,00/kg.

"Akan tetapi, yang juga perlu diingat ini hampir semua daerah mulai panen. Demak panen, Kudus panen, Ngawi panen. Ini sebentar lagi yang akan saya datangi di Ponorogo panen, Sragen panen. Ini sudah mulai panen jadi apa pun dengan stok seperti itu (harga) beras turun," katanya.

Presiden menyebutkan ada beberapa hal terkait dengan manajemen distribusi beras yang akan dievaluasi oleh Pemerintah untuk melihat adakah masalah yang berarti di dalamnya. Ia juga menegaskan melonjaknya harga beras dalam beberapa waktu terakhir juga disebabkan karena ada keterlambatan musim panen.

"Memang ada keterlambatan, panen mundur," kata Jokowi yang dalam blusukannya di Pasar Rawamangun membeli beras Pandanwangi 50 kg, wortel, ikan, singkong, dan manggis.

Sementara itu, di Pasar Burung Pramuka, Jokowi membeli ratusan ekor burung yang menurut dia akan dilepas di kompleks Istana, baik di Istana Bogor maupun Istana Jakarta. Jokowi membeli 100 ekor burung jenis jalak kebo. Sementara jenis lain sebanyak 200 ekor. Bahkan, mantan Gubernur DKI itu juga membeli burung kutilang, perkutut, dan tupai. Ia sempat menawar harga burung-burung yang dibelinya itu kepada penjual dengan kisaran harga Rp50 ribu sampai Rp60 ribu per ekor. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI