Suara.com - Imbas aksi demonstrasi para guru honorer di depan Hotel Mulia, Jakarta, terjadi pengalihan arus lalu lintas, Selasa (15/9/2015) sekitar jam 16.30 WIB.
Arus lalu lintas dari jalan layang Farmasi ke arah Jalan Gerbang Pemuda sementara dialihkan ke Jalan Gelora.
Kemudian arus lalu lintas dari traffic light Jalan Asia-Afrika, Senayan, ke arah Lapangan Tembak dialihkan ke Pintu Satu.
Menurut keterangan petugas National Traffic Management Centre Polri, Ridwansyah, pengalihan arus lalu lintas sifatnya situasional.
"Akan sampai jam berapanya belum dapat informasi," kata Ridwansyah kepada Suara.com.
Saat ini, ribuan guru menguasai badan jalan sehingga kendaraan sama sekali tidak bisa lewat di depan Hotel Mulia.
Ridwansyah mengatakan petugas polisi lalu lintas sudah berada di lokasi.
Sebelum aksi di sekitar Senayan, para guru honorer demonstrasi di di depan gedung DPR/MPR.
Mereka menyampaikan sembilan tuntutan. Pertama, meminta pemerintah mengakomodir seluruh tenaga honorer K.II yang bekerja di instansi pemerintahan dan tidak memilah-milah mereka bekerja dan mengabdikan dirinya.
Kedua, pemerintah diminta mempermudah bagi mereka untuk menjadi PNS, kalaupun harus melalui tes tertulis. Seperti veteran perang dalam pembebasan di perbatasan Malaysia, mereka bisa dapat pensiun, juga seperti sekretaris desa bisa jadi PNS, meskipun hanya tamatan SD.
Ketiga, aktualisasi data sebagai pemetaan formasi kebutuhan pegawai yang ada utamanya di lingkungan K.II.
Keempat, Presiden dengan pemikiran akurat, bersusah payah menetapkan dan memilih tim baik di kementerian, birokrat, dan wakil rakyat bekerjasama dalam menyampaikan kebijakan keberadaan tenaga honorer K.II.
Kelima, kesejahteraan para tenaga honorer K.II yang hanya menerima gaji dari dana BOS sebesar Rp450 ribu perbulan yang jauh di bawah standar UMK.
Keenam, aplikasi dari UU Nomor 14 Tahun 2005. Dalam mengaktualisasikan pendidikan dan menjamin kesejahteraan pendidikan sangat diharapkan.
Ketujuh, negara mestinya bersyukur dengan keberadaan tenaga honorer K.II.