Ini Profil Krishna Murti, Gaya Polisi Seperti di Film

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 24 Januari 2016 | 10:55 WIB
Ini Profil Krishna Murti, Gaya Polisi Seperti di Film
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti [suara.com/Welly Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Oleh karena itu, anggota Polda Metro Jaya harus meniru gaya anggota di kota besar negara lain dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dan penampilan bagus.

Bahkan, Krishna mencetuskan moto "komandan keren itu sudah biasa tapi anak buah lebih itu luar biasa" sehingga anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya harus berpenampilan menarik didukung kemampuan yang terbaik.

Dalam mendidik anggota, Krishna memiliki karakter "keras" sebagai pimpinan terlebih ketika anak buah diperintahkan untuk bekerja maka tidak boleh membangkang.

Selain itu, Krishna juga memiliki teori kepemimpinan yang harus menyebarkan "virus" seperti wabah TBC di Indonesia.

Krishna memprakarsai TBC kepada hampir seluruh anggota Polri di wilayah, bahkan masyarakat pun turut terkena imbasnya sebagai fenomena seperti keberhasilan anggota kepolisian di New York Amerika Serikat.

Karier Cemerlang Langkah awal Krishna saat daftar dan diterima menjadi taruna Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada tahun 1988.

Saat itu, Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU), dan Polri masih tergabung ABRI. Namun, Krishna muda memilih pendidikan taruna kepolisian berdasarkan hasil psikotes.

"Bapak dan kakek saya merupakan tentara. Makanya, daftar AKABRI pada tahun 1988," ungkap Krishna.

Krishna sempat "galau" ketika dihadapkan pada dua pilihan masuk tentara atau Polri yang sebelumnya pernah terbayangkan seperti apa dunia kepolisian itu.

Akhirnya, Krishna memutuskan langkah menjadi taruna bersama 200 calon anggota Polri lainnya dengan menjalani secara serius sebagai pilihan jalan hidup.

Jika tidak lolos AKABRI, Krishna berencana kuliah di Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, atau universitas di luar negeri.

Selama 3 tahun pertama menjalani pendidikan taruna Akpol, Krishna mendapatkan tempaan pendidikan secara fisik dan mental.

"Semua pelajaran menarik dengan dunia baru eksplorasi ilmu kepolisian dan aktivitas fisik pada tingkat satu hingga tiga," kisah Krishna.

Satu kegiatan paling menarik bagi Krishna tentang kepemimpinan karena pernah menjadi komandan batalion taruna meskipun menjalani dengan lelah dan menguras energi karena kegiatan dari pagi hingga pagi.

Krishna menitikberatkan terhadap ilmu kepemimpinan dibanding akademis dalam menempuh ilmu kepolisian, seperti mengendalikan ratusan calon taruna untuk satu tujuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI