Bom Sarinah Kembalikan Kenangan Buruk Bagi Turis

Siswanto Suara.Com
Selasa, 02 Februari 2016 | 15:48 WIB
Bom Sarinah Kembalikan Kenangan Buruk Bagi Turis
Turis di Jalan Jaksa, Jakarta Pusat [suara.com/Meg Phillips]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi teror di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, pada (14/1/2016) lalu, menandai serangan pertama yang terjadi sejak ledakan bom di Jakarta tahun 2009. Bagi para turis yang berniat datang ke Indonesia, serangan di kawasan Thamrin memberikan peringatan bahwa bahaya masih mengintai tempat wisata di Indonesia.

Sejak serangan bom di Bali pada tanggal 12 Oktober 2002 yang menewaskan 202 orang, masyarakat menjadi lebih sensitif terhadap ancaman terorisme. Ditambah lagi terjadinya serangan anggota ISIS di Paris, Prancis, pada November 2015.

Serangan terorisme di Thamrin menewaskan delapan orang dan melukai 26 orang lainnya. Dampaknya memang lebih kecil dibandingkan bom Bali, tetapi setiap serangan yang terjadi akan memicu kegelisahan, seakan-akan peristiwa Bali terjadi lagi.

Salah satu kawasan wisata yang merasakan dampak serangan teroris di Thamrin adalah Jalan Jaksa, Jakarta Pusat. Jalan Jaksa terletak sekitar satu kilometer dari titik serangan teroris.

Suara.com mengunjungi Memories Cafe, salah satu kafe yang paling populer di Jaksa, pada Jumat (29/1/2016) malam, untuk mencari tahu apa saja dampak peristiwa Thamrin pada kegiatan bisnis.

Pegawai Memories Cafe mengatakan jumlah pengunjung Jalan Jaksa kini menurun. Dia mengatakan tingkat penurunan pengunjung yang datang mencapai 50 persen.

Jalan Jaksa biasanya dipenuhi dengan turis backpacker dari Eropa, Amerika, dan Australia. Umumnya, turis tertarik datang ke Jaksa karena harga minuman beralkohol di sana relatif murah, apalagi lokasinya berada di tengah-tengah Jakarta Pusat.

Gaya hidup dan suasana yang santai di Jalan Jaksa juga menarik bagi turis lokal.

“Kebanyakan pengunjung ke Memories Cafe adalah orang asli, lokal. Jadi estimasi penurunan jumlah pengunjung termasuk mereka (orang asli), tidak hanya turis,” kata salah satu pekerja Memories Cafe kepada Suara.com.

Yang membedakan bom Sarinah dengan Bom Bali adalah korbannya. Di Jakarta, kebanyakan korban yang tewas atau luka adalah orang Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI