Suara.com - Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Sinergi Data Indonesia calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih dianggap kuat dari para lawan-lawanya. Sehingga Ahok berpotensi besar bakal kembali menjadi Gubernur DKI di 2017.
"Waktu kita pengumpulan data kurang lebih 10 hari, dari tanggal 2-12 Februari 2016, jadi memang belum semua gambaran bakal calon masuk semuanya," ucap Direktur SDI, Berkah Pattimahu di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (13/3/2016).
Masih terkuatnya calon petahanan di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 karena Ahok hampir selalu tampil di media massa.
"Calon yang menang survei belum tentu menang Pilkada, contohnya saat Pilkada DKI 2012 ketika Fauzi Bowo dikalahkan dengan pasangan Joko Widodo," katanya.
Survei ini dilakukan dengan metode multistage rendom sampling, dengan jumalah responden 500 orang, margin of error 4,47 persen, survei dilakukan dengan cara kuesioner dan dilakukan dengan tatap muka.
"Kita menanya tidak menyebutkan bakal calon. 'Kita tanyakan jika pemilihan langsung dilakukan sekarang siapa yang akan dipih?', secara sepontan itu Basuki Tjahaja Purnama diangka 37,4 persen," katanya.
Selain Ahok yang berada di posisi utama, dibawahnya terdapat Ridwan Kamil 6,4 persen, diikuti Joko Widodo 6,0 persen, Fauzi Bowo 5,4 persen, Tri Rismaharini 2.0 persen, Hidayat Nur Wahid 1,6 persen, Adhyaksa Dault 1,2 persen, Sandiaga Uno 1,0 persen dan calon lainnya sekitar 1 persen.
Sedangkan untuk elektabilitas calon Gubernur DKI dari 26 nama yang ada, dan disaring menjadi 10 nama Ahok masih bertengger di urutan pertama dengan nilai 41,0 persen, diikuti Ridwan Kamil 12,4 persen, Tri Rismaharani 5,8 persen.
"Dan kalau suara Ahok vs calon lainya, suara Ahok masih lebih tinggi dibandingkan akumulasi total suara penantang. Namun total suara penantang ditambah pemilih rahasia masih jauh lebih tinggi dibanding suara Ahok," jelas dia.