Penerjemah Bahasa Mandarin Minim, Kemenpar Gunakan "Baidu Maps"

Yazir Farouk Suara.Com
Sabtu, 24 September 2016 | 13:12 WIB
Penerjemah Bahasa Mandarin Minim, Kemenpar Gunakan "Baidu Maps"
Turis asal Cina [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bahasa merupakan tantangan paling mendesak bagi Kemenpar untuk menarik turis Cina ke Tanah Air. Ini juga bagian dari kelemahan Indonesia dibandingkan Thailand, yang sudah akrab dengan Bahasa Mandarin.

Masyarakat Thailand banyak yang bisa berbahasa Cina, lebih dekat dengan Cina, dan sudah menggunakan papan nama atau petunjuk kawasan dengan berbagai bahasa, termasuk Bahasa Mandarin.

Ketika arus wisman Cina ke Tanah Air mulai melimpah, problem tersebut semakin nyata. Jumlah pramuwisata atau tour guide yang berbahasa Mandarin kurang, penerjemah kurang, petugas hotel, bandara, restoran, pelayan toko, jasa transportasi, serba terbatas.

"Baidu rupanya punya solusi bagus. Mereka membuat Baidu Maps, Google Maps-nya Cina yang detail dan presisi," sebut Menteri Pariwisata Arief Yahya, beberapa waktu lalu.

Baidu Maps pada layar ditandai dengan tulisan "Du" bersifat interaktif. Seseorang tidak harus mengetik kata-kata ke website, tetapi bisa melalui voice atau suara. Pengguna tinggal mengaktifkan aplikasi recorder-nya, dan sebutkan sesuatu yang ingin diterjemahkan.

"Teknologi bisa melayani kebutuhan yang amat personal, yakni bahasa," kata mantan Dirut PT Tekom, yang sering menyebut "More Digital More Personal, More Digital More Global, More Digital More Professional" ini.

Mereka juga punya teknologi translate, yang mirip aplikasi yang disediakan Google Translate. Kata yang ingin diterjemahkan bisa diketik, bisa melalui suara, bisa scan atau melalui foto, dan langsung dialihbahasakan.

Aplikasi ini dinilai mampu menjadi solusi persoalan bahasa yang kerap membuat turis tidak punya nyali untuk eksplorasi alam dan budaya di setiap destinasi Indonesia. Dengan aplikasi ini, mereka diharapkan semakin nyaman, karena ada guide digital yang sudah online dan bisa digunakan untuk mencari informasi tentang apa saja yang dibutuhkan turis.

"Ini momentum go digital, dan Kemenpar serius mendigitalisasi semua lini. Membangun hardware membutuhkan waktu panjang, sehingga kami fokus menuntaskan yang bisa menjadi quick win, yaitu menyiapkan software dan teknologinya, sambil membangun infrastruktur prioritas," kata Arief menjelaskan sesaat setelah bertemu tim manajemen Baidu di Beijing, Cina.

Baidu sendiri dipimpin Richard Lee, International Business Development Director, dengan tim lengkap, Li Yang, Global Baidu Maps Senior Manager, Yu Dang En, Global Baidu Maps, Chen Ni dan Liu Jian, Baidu Nuomi’s Travel Vice GM, Ken Tao, Indonesia’s Local Office Representative, dan beberapa staf yang menyiapkan berbagai presentasi.

Menpar didampingi Staf Khusus Bidang IT, Samsriyono Nugroho, Staf Khusus Bidang Media dan Komunikasi, Muh Noer Sadono, Sesdep, Ni Wayan Giri Adnyani dan beberapa staf, seperti Martini M Paham, dan Sespri Menpar, Teguh S.

"Kami juga sedang mendesain untuk koneksi Baidu Travel dengan Indonesia Travel X-Change (ITX), digital market place Indonesia," kata Samsriyono.

Menurutnya, saat ini Expedia, Booking.com dan Ticket.com sudah terkoneksi secara tak mengikat (letter of intrest/LoI) dengan ITX.

Samsriyono juga menambahkan, saat ini beberapa industri lainnya sudah mengajukan LoI aggregator antara lain, Hotel MG Holiday dengan 5.000 hotel, Swiss Bell dengan 60 properti, 3 Hotel Trans Luxury, Istana Maimun, TWC, Trans Studio, JungleLand, dan ITDC Nusa Dua.

"On progress Garuda Wisnu Kencana (GWK). Selanjutnya, kita siap menyusun by destinasi," kata laki-laki, yang mantan Dirut Lintasarta itu.

Pada kesempatan itu, Samsriyono juga mengatakan, para kepala dinas pariwisata daerah (kadispar) sangat antusias dengan rencana ini.

"Responsif dan sangat menggembirakan! Ada 20 dispar yang sudah meminta tindak lanjut ke daerah masing-masing. Kami akan lakukan akselerasi per klaster," ujarnya.

Ada tiga provinsi yang sudah siap go digital dan sudah terjadwal, yaitu Sumatera Utara pada 3-4 Oktober 2016, Kepulauan Riau pada 5-6 Oktober 2016, dan Aceh pada 10-11 Oktober 2016.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI