Apa yang terjadi di luar gereja, nyatanya juga sesuai dengan tema Natal yang diusung Paroki Santo Antonius Padua, yakni Mengalami Terang Kelahiran Kristus Dalam Hidup Menggereja dan Berbangsa.
Ketua Panitia Natal di gereja itu, Seraphina Dewanti mengatakan tema tersebut dipilih untuk mengajak umat memandang perayaan Natal bukan sebagai ritual yang diperingati rutin setiap akhir tahun.
“Tujuannya adalah membantu umat memahami kedosaan dirinya dan masyarakatnya; membantu umat mengalami kehadiran Allah yang karena cinta kasih-Nya menyelamatkan kita; serta mengajak umat untuk memahami kembali arti keberagaman di Indonesia,” ucap Seraphina.
Haryono, salah satu anggota Paksi Katon yang berjaga di Paroki Santo Antoinus Padua, Kotabaru mengatakan, organisasi tempatnya bernaung tidak pernah sama sekali membedakan manusia berdasarkan keyakinan yang diyakininya.
“Paksi Katon tidak pernah membedakan agama. Setiap tahun kami selalu diajak kepolisian mengamankan Natal. Kami ingin menunjukkan Jogja adalah kota yang sangat toleran akan keberagaman,”
Secata total Paksi Katon, ucapnya menerjunkan 1.500 personel untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru 2018. Semua personel disebar ke empat kabupaten dan satu kota. [Nina Atmasari]