Ini 41 Perempuan Hebat Penerima Hibah Rp 3,5 M dari Cipta Media

Suwarjono Suara.Com
Senin, 23 April 2018 | 23:01 WIB
Ini 41 Perempuan Hebat Penerima Hibah Rp 3,5 M dari Cipta Media
Cipta Media Ekspresi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program bertajuk Cipta Media Ekspresi, yakni pemberian hibah untuk perempuan pelaku kebudayaan di segala bidang seni yang didanai oleh Ford Foundation dan dikelola oleh Wikimedia Indonesia telah menerima 1.168 (seribu seratus enam puluh delapan) permohonan hibah dari 34 provinsi di Indonesia. Seluruh permohonan hibah dipelajari oleh delapan juri independen, yaitu Aleta Baun (aktivis lingkungan dan politisi), Andy Yentriyani (aktivis perempuan dan keberagaman), Cecil Mariani (perancang grafis dan pelaku koperasi), Heidi Arbuckle (penggagas hibah Cipta media dan peneliti sejarah senirupa), Intan Paramaditha (penulis fiksi dan pelaku kajian media), Lisabona Rahman (Ketua Juri, pelaku arsip dan pendataan sejarah film), Naomi Srikandi (aktor/sutradara teater dan pegiat jaringan antara seniman dengan aktivis), Nyak Ina Raseuki (pesuara dan etnomusikolog) selama lima hari lima malam.

Keragaman profil pemohon hibah ini luar biasa, mulai dari umur - di mana pemohon hibah tertua berusia 85 tahun dan yang termuda adalah 19 tahun. Mereka yang memiliki asal usul dan bergerak di bidang seni yang berbeda seperti sindhen, rocker, santri, buruh, ibu rumah tangga hingga tokoh adat mengangkat upaya perempuan dalam seni dan budaya sejak abad ke-19 - masa penjajahan saat Indonesia belum ada - hingga masa kemerdekaan dan reformasi politik. “Besar jumlah dan beragamnya peserta perempuan dalam Cipta Media Ekspresi tahun ini setidaknya membuktikan bahwa perempuan ingin dan mampu menjadi agen perubahan sosial. Ini sekaligus menyangkal alasan klise yang sering digunakan untuk menyingkirkan partisipasi perempuan dalam kegiatan sosial, budaya dan politik,” ujar Heidi Arbuckle dari Ford Foundation.

Saat ditanya mengenai keputusan juri akan penerima hibah, Lisabona Rahman sebagai Ketua Juri Cipta Media Ekspresi menyayangkan bahwa jumlah dana hibah yang bisa diberikan terbatas, akan tetapi hal ini menjadi pemacu untuk kerja penjurian. “Pilihan-pilihan yang dijatuhkan menantang para juri untuk melampaui seleranya masing-masing, kami harus bergulat membagi dana yang tersedia untuk pemohon hibah terpilih berdasarkan permohonan dari seluruh Nusantara mulai dari ujung Aceh, Boven Digul, Adonara, hingga Kepulauan Anambas,” Katanya.

Total dana disebarluaskan Rp.3,325,730,000 (Tiga Milyar Tiga Ratus Dua Puluh Lima Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah) dimana Rp.174,270,000 (Seratus Tujuh Puluh Empat Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah) disisihkan untuk penguatan kapasitas penerima hibah dan inkubator ide. Lokasi proyek yang dibiayai oleh Cipta Media Ekspresi meliputi Aceh, Bali, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah (jumlah terbanyak), Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Berikut adalah pernyataan juri untuk penerima hibah Cipta Media Ekspresi berdasarkan nomor urut proyek yang diajukan secara daring via situs www.ciptamedia.org:

Sanchia Tryphosa Hamidjaja - 0014 Seragam Merah Jambu/ In Pink Uniform (novel grafis) Rp.88 juta - Kategori Kerjasama/Kolaborasi.

Novel grafis ini menyoal sekaligus merekam kelindan pilihan perempuan dalam peran dan relasinya dengan masyarakat dan lapis institusi-institusinya. Sanchia sebagai seniman ilustrasi lintas media secara reflektif menantang pilihan subyek tema maupun praktik seninya sendiri. Ia merangkaikan sudut pandang seputar kompleksitas antara peran yang diambil maupun pilihan yang dilepaskan perempuan untuk dan dalam pernikahan, beranjak dari narasi kecil perempuan membentang ke konteks persoalan yang lebih besar hingga institusi politis. Karya ini kami anggap bisa memicu diskusi yang lebih mendalam perihal imajinasi pilihan hidup perempuan yang tak nampak dari sepintas pilihan gaya hidup yang tampil di permukaan.

Mona Sylviana - 0049 Narasi Selembar Kain Rp.50 juta (sastra) - Kategori Perjalanan.

Berada dalam kategori perjalanan, proyek ini memungkinkan penggagas menelusuri isu di luar zona nyamannya, mengupayakan pertukaran budaya, dan mengolah pengalaman perempuan yang ditemuinya dalam sebuah narasi. Kami memandang Mona Sylviana sebagai penulis yang memiliki komitmen tinggi dan memiliki perspektif gender yang kritis dalam karya-karyanya. Selanjutnya, kami berharap proyek ini tidak hanya memberi nilai tambah pada kerja Mona di dunia sastra namun juga memungkinkan dialog antarperempuan serta kolaborasi lintas budaya yang lebih jauh.

Chonie Prysilia - 0062 Kosong Rp. 250 juta (Film Animasi) kategori Akses.

Film animasi dapat menjembatani dialog yang sulit tercipta dalam ruang riil, dalam hal ini pada kasus intervensi masyarakat atas tubuh dan hak reproduksi perempuan. Chonie Prysilia memulai karir penyutradaraannya dengan menyediakan corong bagi suara-suara perempuan yang mau berbagi pendapat tentang haknya menentukan pilihan. Cerita-cerita mereka diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk berhenti menghakimi lalu mendukung perempuan memegang kendali atas hidupnya dan bahwa melahirkan anak bukanlah satu-satunya fungsi tubuh perempuan di dunia ini.

Indah Fikriyyati - 0092 Art Exhibition “Santriwati dan Giraffes Kingdom” Rp. 20 juta (Seni Rupa) Kategori Akses.

Proyek ini berpotensi membuka ruang bagi santri perempuan untuk berkarya di bidang seni rupa dan menyumbangkan pandangannya di lingkungan yang lebih luas. Indah Fikriyyati adalah seorang santri yang terus berkarya terlepas dari keterbatasan yang ia hadapi, dan kami mendukungnya untuk lebih jauh melakukan eksplorasi atas konsep dan perspektif melalui sebuah inkubator yang memungkinkan ia mempertajam desain proyeknya. Di masa depan, kami mengharapkan lebih banyak suara santri perempuan yang merespon lingkungannya secara kritis melalui medium seni.

Agnes Serfozo - 0150 Revitalisasi Akses Panjak Perempuan Dalam Seni Seblang Rp. 50 juta (Seni Pertunjukan) Kategori Akses.

Proyek ini mengambil bagian dalam menggerakkan kembali panjak (pemain gamelan) perempuan di dalam seni seblang, sebuah ritual dalam masyarakat Osing di desa Bakungan, Bayuwangi. Agnes Serfozo, yang berasal dari Hongaria, menekuni tradisi sindhen dan sudah sering bekerjasama dengan beberapa dalang wayang kulit terkemuka. Keterlibatannya di dalam musik gamelan Jawa, terutama Jawa Tengah, akan memperlancar usahanya dalam mempelajari musik Banyuwangi. Ketertarikannya pada ritual seblang sebagai perpanjangan penelitiannya yang berkaitan dengan budaya Osing, diharapkan dapat membantu para panjak perempuan menghidupkan kembali gendhing-gendhing berkaitan dengan perempuan dalam perspektif yang baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI