Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, pasar Jepang tetap potensial. Jepang sangat peduli dengan isu safety and security, tidak mau ambil risiko, karena karakter masyarakatnya yang sangat konservatif, hati-hati.
"Karena itu harus didekati dengan cara yang hati-hati pula. Kesukaan orang Jepang itu mirip dengan Korea, main golf, pantai, budaya. Soal golf, mereka sangat senang, karena di Indonesia sepanjang tahun bisa main golf. Jepang dan Korea, kalau musim dingin atau panas, orang tidak banyak bermain outdoor," ujarnya.
Ia menambahkan, pasar Jepang mengalami stagnansi, sehingga perlu dicari strategi untuk mendekati customers millenials Jepang.
"Apalagi waktu tempuh Jepang Indonesia sekita 7 jam. Jarak menengah yang masih bisa dikembangkan," kata menteri yang membawa Kemenpar di posisi 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinitryOfTourism2018 se-Asia Pacific di Bangkok, 20 September 2018 ini.