"Misalnya, koperasi pondok pesantren dapat menggunakan lahan untuk keperluan peningkatan ekonomis atau mengambil manfaat melalui pola tanam tumpangsari atau ekowisata," kata Siti, memberikan contoh.
Pondok pesantren yang saat ini memiliki 2.256 santri ini, didirikan pada 1922, oleh KH Zainal Muhsin. Dengan jumlah santri sebanyak itu, tentu memerlukan penanganan kebersihan lingkungan yang baik.
"Dengan kehadiran Ibu Menteri, kami berharap dapat memperbaiki kualitas lingkungan hidup di pesantren. Islam mengajarkan kebersihan, jangan sampai ada kesan pesantren itu jorok," ujar Wakil Bidang Akademik Ponpes Sukahideng, KH. Ii Abdul Basith Wahab.
Pada kesempatan tersebut, Siti menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Ponpes Sukahideng, yang diterima oleh KH Abdul Basith Wahab. Bantuan yang diserahkan berupa 5.000 buah tumbler, 20 set tong sampah tematik, 5.000 eksemplar buku cetakan pedoman, satu unit motor roda tiga, satu unit mesin pencacah, dan bangunan bank sampah, beserta komposter.
"Mari kita bekerja yang terbaik, menjalankan amanat, karena dalam agama, bekerja juga merupakan ibadah. Saya berharap banyak kepada para santri kader lingkungan. Pada dasarnya, kita semua kader dari Yang Maha Kuasa untuk menjaga kelestarian alam ini," pungkas Siti.
Turut hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, Dirjen Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati, Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), Sigit Hardwinarto, Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK, Helmi Basalamah, pejabat Eselon II dan Kepala SKPD Kabupaten Tasikmalaya.