Padahal, shuttle bus sudah standyby di situ untuk mengangkut penumpang kembali ke gedung bandara dan menunggu proses pengecekan—yang mana, menurutku, lebih bijak dilakukan.
Pada saat pesawat menuju runway pun, posisi penumpang masih tak yakin dan tak tahu masalah apa yang sebenarnya sedang diperbaiki.
Masih banyak yang marah-marah, protes, mengenai kurangnya oksigen dalam kabin. Tapi, tetap tak digubris.
Kami tetap dibawa menuju runway, sampai akhirnya take off dengan suara mesin yang berbeda dari biasanya. Khususnya di sisi sebelah kanan badan pesawat.
Suara mesin juga tak mengalami perubahan selama penerbangan, tetap menderu-deru aneh.
Tapi alhamdulillah, kami mendarat selamat di Jakarta. Leganya maksimal. Akhirnya tiba meskipun banyak masalah dan jam kedatangan meleset jauh.
Setidaknya, kami masih dalam lindungan-Nya, masih diberikan kesempatan bertemu keluarga di rumah.
***
Conchita Caroline, pembawa acara “Katakan Putus” di stasiun televisi Trans TV, kepada Suara.com, Senin malam, mengakui dirinya sempat menumpangi pesawat Lion Air yang nahas terjatuh di perairan Karawang, Senin pagi.
“Benar mas, itu ceritanya memang benar,” kata Caroline kepada jurnalis Suara.com.
Ia menuturkan, menumpangi pesawat itu pada Minggu malam. Saat hendak pulang dari Denpasar Bali ke Jakarta.
“Inti dari ceritaku adalah, sangat menyayangkan komunikasi buruk pihak maskapai dengan para penumpang. Cara mereka memperlakukan penumpang kayak tak ada pedulinya sama sekali,” tukasnya.
Ia mengakui, tiket pesawat Lion Air terbilang terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Meski begitu, ia berharap aspek keamanan dan kenyamanan penumpang tak terlupakan.
“Mau dibilang pesawatnya terjangkau kek, tetap saja penumpang sudah beli dan bayar. Masak jaminan keamanan saja tak ada. Pesawat bermasalah ditutup-tutupi. Tak ada penjelasan sedikit pun,” kritiknya.
Untuk diketahui, pesawat Lion Air JT610 lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada pukul 6.20 WIB, menuju Pangkal Pilang Provinsi Bangka Belitung.