Menguak Misteri Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 30 Oktober 2018 | 11:12 WIB
Menguak Misteri Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Pesawat Lion Air Jatuh di Perairan Tanjung Karawang ( Instagram )

Namun, Alvin Lie mengaku tidak ingin berspekulasi lebih jauh terkait hal tersebut. Pasalnya, banyak faktor yang bisa saja terjadi dalam penerbangan.

"Bisa saja itu menghindari sesuatu, bisa saja menghindari kawanan burung. Ini memang kalau melihat grafiknya kecepatan dan penerbangannya ini ada yang tidak wajar, harus ada pendalaman lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya.

Menurut Alvin Lie, yang bisa dilakukan saat ini adalah melihat buku log (log book) pemeliharaan pesawat.

"Apa pesawatnya sempat mengalami kendala atau seperti apa kan akan kelihatan di sana. Baru kita melihat faktor lain, apa ada masalah cuaca atau seperti apa begitu sampai pesawat ini bisa jatuh dan mengapa pesawat mengalami penurunan kecepatan," ujarnya.

Rekam Jejak Sang Pilot

Bhavye Suneja,Pilot Lion Air asal India yang jatuh di Tanjung Karawang. (Foto: Istimewa/Facebook)
Bhavye Suneja,Pilot Lion Air asal India yang jatuh di Tanjung Karawang. (Foto: Istimewa/Facebook)

A Delhy Boy, Bhavye Suneja adalah kapten maskapai Indonesia, Lion Air Beoing 737 Max yang jatuh ke laut saat mengoperasikan penerbangan domestik dari Jakarta ke Pangkal Pinang pada hari Senin bersama 189 penumpang.

Demikian laman The Time of India mengawali tulisan dalam artikelnya.

Dari penelusuran Times of India, Suneja tercatat sebagai warga Mayur Vihar yang lulus dari Ahlcon Public School di daerah itu pada tahun 2005. Ia kemudian bergabung dengan maskapai Lion Air di Indonesia pada Maret 2011, di mana ia menerbangkan pesawat jenis Boeing 737.

Seorang pejabat senior dari maskapai terkemuka di India yang mengoperasikan Boeing 737 mengatakan, Suneja sedang mempertimbangkan untuk kembali ke India.

Baca Juga: Lumpur Misterius Halangi Pencarian Korban Lion Air di Dalam Laut

"Kami berbicara Juli ini. Dia adalah orang yang terdengar sangat manis. Menjadi pilot yang berpengalaman di Boeing 737 dengan catatan bebas kecelakaan, kami ingin ia bersama kami karena kredensial baiknya. Permintaan satu-satunya adalah dia ingin dekat dengan Delhi," kata pejabat senior tersebut.

"Karena sebagian besar pilot berasal dari India utara, saya mengatakan kepadanya bahwa begitu dia terbang bersama kami selama setahun, kami akan mempertimbangkan keinginannya kembali ke India. Dia menginginkan bantuan kami dalam mendapatkan ATPL India (lisensi). Beberapa pilot lain dari Lion Air juga telah bergabung dengan kami baru-baru ini," sambung pejabat itu.

Merunut profil di akun Linkedin-nya, Suneja mendapatkan lisensi pilot dari sekolah pilot Bel Air International pada 2009. Pada Maret 2011, ia bergabung dengan maskapai penerbangan berbiaya murah, Lion Air yang berbasis di Jakarta.

Lion Air menyebut Bhavye Suneja punya lebih dari 6.000 jam terbang. Pesawat Boeing 737 MAX 8 dengan nomor registrasi PK-LQP yang dikomandoi Bhavye Suneja baru beroperasi sejak 15 Agustus 2018. Sementara sang co-pilot Harvino memiliki lebih dari 5.000 jam terbang.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI