"Bukan rusak, masih laik. Kondisi laik sesuai sertifikat," tutur dia. Kapal itu juga tercatat mengikuti pemeriksaan berkala sebelum berangkat.
"Kalau musibah, namanya panik. Kalau kita kan enggak mengalami waktu panik. Kalau di atas kapal mungkin panik, sehingga lupa memberikan seperti itu (alat pemancar darurat)," kata Syaiful.
Sementara Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah melakukan investigasi kecelakaan KM Multi Prima 1.
Prosesnya memakan waktu hingga enam bulan. Karena itu, mereka belum bisa memastikan penyebab utama tenggelamnya kapal KM Multi Prima 1 yang mengangkut 14 ABK.
"Kami mendapatkan beberapa data, kami pastikan termasuk dari perawatan kapal sebelumnya seperti apa," kata Investigator KNKT Bambang Irawan di kantornya.