Yang Lawas nan Merindu, Berburu Kaset Pita di Jakarta

Reza Gunadha Suara.Com
Kamis, 28 Februari 2019 | 19:20 WIB
Yang Lawas nan Merindu, Berburu Kaset Pita di Jakarta
Pedagang menunggu pembeli di kios kaset pita bekas di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2019). [Antara News/Yogi Rachman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Album kaset band AC/DC di salah satu kios di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat [Antara News/Yogi Rachman]
Album kaset band AC/DC di salah satu kios di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat [Antara News/Yogi Rachman]

Kaset pita dan Efek Rumah Kaca

Meski sudah tidak banyak, namun beberapa musisi dalam negeri masih mengeluarkan rilisan fisik dalam format kaset pita, salah satunya adalah grup band indie Efek Rumah Kaca.

Grup yang kini beranggotakan Cholil Mahmud (vokal), Poppie Airil (bass), dan Akbar (drum) ini terakhir kali merilis kaset pita untuk album bertajuk "Purwaswara" pada tahun 2018 lalu.

"Memang dari kecil sampai remaja, Efek Rumah Kaca sudah dekat sekali dengan kaset. Kami juga mau coba semua medium, tak hanya rilis vinyl," kata Poppie Airil kepada Antara.

 Menurut Poppie, suara yang dihasilkan kaset pita memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan rilisan dalam format digital.

Dia juga mengatakan, merilis kaset pita pada zaman sekarang tidak terlalu sulit. Masih banyak vendor yang bisa memproduksi kaset pita berkualitas baik.

"Memang tidak sesulit itu ternyata. Lokananta saja masih berjalan, dia juga banyak tertolong karena pembuatan kaset," ungkapnya.

Bagi Efek Rumah Kaca dan musikus lain yang masih merilis album dalam bentuk kaset pita, hal itu untuk mengejar nilai eksklusifitas. Wajar kalau jumlah album dalam bentuk kaset pita yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.

 "Kalau mediumnya kaset mereka memang kejar eksklusif. Untuk lebih massif bisa dari CD atau digital," terangnya.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Manfaat Putri Malu untuk Kesehatan

 Namun hal ini juga yang menjadi "bumerang" bagi Efek Rumah Kaca. Akibat jumlah kaset pita yang dirilis sedikit, tapi peminatnya tinggi, sehingga menjadi celah bagi oknum dengan menjualnya kembali dengan harga tinggi dibandingkan pertama dirilis.

 "Kami sedikit menyesal bukan karena mengeluarkan kasetnya, tapi di pasarannya ada penimbunan dan ada yang jual dengan harga tinggi karena jumlahnya terbatas," ucapnya.

 Untuk menyiasati harga jual tinggi di pasaran, Efek Rumah Kaca secara berkala merilis ulang "Purwaswara" untuk para penggemar yang belum sempat memiliki album tersebut.

"Kami bikin ulang karena tahu kok harganya mahal banget. Kami bedakan dari desainnya di cover sedikit. Itu untuk menjaga supaya tidak mahal. Jadi kami selalu cetak kalau habis dicetak lagi. Sebenarnya untuk menjaga harganya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI