Suryadi mengaku sempat menjalani tes kesehatan sebelum ditetapkan menjadi anggota KPPS. Cara-cara ini relatif berhasil menjaga kondisi tubuhnya tetap fit hingga pemungutan suara berakhir.
Namun, ia menyadari kondisi tubuh setiap orang berbeda-beda. Menurutnya KPU perlu mempertimbangkan lamanya kerja keras para anggota KPPS dan dampaknya bagi kesehatan mereka.
Suryadi terenyuh mendengar banyaknya anggota KPPS yang meninggal dunia pasca-bertugas. Baginya, fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan. Misalnya, apakah petugas yang bersangkutan sudah memiliki riwayat penyakit tertentu, terlalu beratnya beban kerja, atau ada hal lain.
Ia berharap, di tahun-tahun berikutnya para petugas lebih siap mengemban tugas, termasuk faktor kesehatan. Apabila merasa kurang nyaman, ia menyarankan agar orang tersebut tidak menjadi KPPS.
"Kalau posisi seperti itu baiknya enggak usah memaksakan diri," kata dia.
Ia juga berharap KPU akan menyesuaikan honor untuk anggota KPPS. Setidaknya, hal itu dapat memberikan kebahagiaan bagi para petugas dan mengurangi sedikit beban fisik dan mental mereka.
Adapun konsep pemilu serentak baginya tak masalah, asal sumber daya manusia yang ada betul-betul disiapkan dengan baik. Sayangnya, proses tahun ini dianggap serba dadakan.
"Ini kan cenderung dadakan. Misal, enggak ada yang daftar (jadi anggota KPPS) akhirnya ditunjuk. Ini salah satu faktor yang tidak sesuai rencana," imbuh Suryadi.
Kontributor : Sri Handayani
Baca Juga: Update KPU: 225 Petugas KPPS Meninggal Dunia dan 1.470 Orang Sakit