Air Mata Sang Kiai atas Kematian Burungnya

Jum'at, 10 Mei 2019 | 16:35 WIB
Air Mata Sang Kiai atas Kematian Burungnya
Ilustrasi burung beo [suara.com/Rere Violetta]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sang kiai menghela nafas, seolah ingin melepaskan beban yang ia rasakan selama ini. Kemudian ia memberikan penjelasan kenapa ia murung dan mengunci diri dalam kamar setelah kematian burung Beo nya.

"Wahai para santriku... bukannya aku sedih dengan matinya burung beo kesayanganku. Bukannya aku tidak ingin mencari ganti burung beo yang lebih baik dan lebih pintar. Terus terang aku tidak sesedih itu dengan matinya burung Beo itu," kata sang kiai yang membuat semakin heran para santrinya.

Setelah terdiam beberapa lama, sang kiai melanjutkan ungkapan hatinya kepada para santri yang memenuhi aula tempat mereka biasanya mengaji.

"Yang aku sedihkan adalah isyarat yang diberikan Allah SWT lewat kematian burung Beo itu. Coba kalian renungkan, burung Beo itu telah fasih mengatakan Laa Ilaha Illallah. Tetapi saat diterkam kucing dan mati, yang terakhir keluar dari mulutnya adalah bunyi keak.. keak.. keak!" ungkapnya.

"Aku takut jika nasibku nanti ketika dipanggil Allah kembali kepada-Nya akan seperti burung Beo itu. Semasa hidup biasa menzikirkan kalimat tayyibah itu, tetapi ketika meninggal dunia mulut ini tidak mengucapkan kalimat itu. Malah mengucapkan yang lainnya,” sambungnya.

Para santri tertunduk semua sembari merenungi perkataan sang kiai. Tak terasa air mata para santri keluar sambil lirih terdengar suara istghfar di ruang tersebut.

Semoga kita diberikan rahmat Allah SWT dan kembali kepada-Nya dalam keadaan Husnul Khatimah. Amin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI